Halooo.... Semoga bermanfaat

Jumat, 16 September 2022

MENERAPKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada kaitan antara materi yang dipelajari dengan kondisi di kehidupan nyata yang bisa dilihat dan dianalisis oleh peserta didik.  Artinya, saat kegiatan pembelajaran berlangsung peserta didik seolah bisa merasakan dan melihat langsung aplikasi nyata materi yang sedang dipelajari. Adapun contoh pembelajaran kontekstual di kelas adalah sebagai berikut.

  1. Guru mempraktikkan renang gaya kupu-kupu di hadapan para peserta didik.
  2. Guru menampilkan gambar rangka manusia untuk menunjukkan bagian-bagian rangka manusia.
  3. Guru membawa bahan ajar berupa perkecambahan untuk menunjukkan proses pertumbuhan biji.
  4. Guru membawa contoh koran atau majalah sebagai bahan untuk membahas berita.
  5. Guru mengajak peserta didik di daerah yang rawan banjir maupun longsor untuk menjelaskan struktur tanah.

Pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan, dan menggunakan berbagai sumber belajar. Kecendrungan mendasar dalam pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut.

  1. Proses belajar

Anak belajar dari mengalami, anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru. Para ahli sependapat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang suatu persoalan. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan sesorang.

  1. Transfer Belajar
Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain. Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit). Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu. dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit). Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.
  1. Siswa sebagai Pembelajar

Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat hal-hal baru. Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting. Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah diketahui. Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.

  1. Pentingnya Lingkungan Belajar

Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru menjelaskan di depan kelas, siswa menonton ke siswa bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya. Umpan balik amat penting bagi siswa yang berasal dari proses penilaian yang benar. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

Ada beberapa karakteristik khusus pembelajaran kontekstual yang dapat Anda simak, yaitu

  1. Kerja sama;
  2. Saling menunjang;
  3. Menyenangkan, tidak membosankan;
  4. Belajar dengan bergairah;
  5. Pembelajaran terintegrasi;
  6. Menggunakan berbagai sumber belajar;
  7. Siswa aktif;
  8. Sharing dengan teman;
  9. Siswa kritis guru kreatif;
  10. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain; dan
  11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar