2. PENGUATAN INTEGRITAS DALAM PENDIDIKAN

Sebelum melangkah lebih lanjut tentang integritas dalam pendidikan, mari kita cer- mati video pada tautan beikut.

Satu hal yang menyatukan bangsa adalah adanya nilai-nilai utama yang menjadi landasan kepribadian bangsa. Nilai-nilai tersebut disepakati, dipahami, kemudian meresap menjadi acuan dalam kehidupan dan menjadi pedoman dalam segala akti- vitas kehidupan termasuk dalam penyelenggaraan negara.

Kita memiliki banyak sekali nilai-nilai utama pembentuk kepribadian bangsa, yang terpotret sebagai nilai karakter. Nilai itu bersumber dari Agama, Pancasila, budaya bangsa, dan tujuan pendidikan. Selama ini kita mengenal 18 nilai yakni Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/ Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab. Nilai ini kemudian dikerucutkan lagi menjadi lima nilai: In- tegritas, Religius, Nasionalis, Mandiri dan Gotong Royong.

Nilai-nilai inilah yang dikuatkan dalam pendidikan melalui Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan secara implementasi dia- tur sesuai Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Formal.

Di dalam nilai-nilai karakter tersebut jika dikelompokkan terdapat nilai inti, nilai sikap, dan etos kerja. Nilai inti merupakan nilai pembentuk perilaku berintegritas.

a. Keterkaitan Jati diri, Integritas, dan Karakter.
b. Penguatan Perilaku Berintegritas
c. Manfaat Hidup Berintegritas
d. Realita Guru dalam Dunia Pendidikan

3. TANTANGAN GURU DALAM MENGHADAPI PERSOALAN BANGSA

Setiap hari kita menyaksikan maraknya perilaku tidak berintegritas yang cukup menyesakkan dada. Mulai dari perilaku saling tidak percaya, saling menyalahkan, lepas tanggungjawab, mencari jalan pintas, arogan, inkonsisten, korupsi, perilaku koruptif, hingga aneka perilaku tak pantas lainnya. Bahkan perilaku demikian diper- lihatkan oleh seluruh lapisan masyarakat, dari rakyat hingga pejabat. Bahkan sosok yang selayaknya menjadi teladan pun, tak luput dari perilaku tak berintegritas. Ini berarti, patut kita sadari bahwa ada sesuatu yang hilang dalam jati diri kita. Kema- nakah prinsip hidup berintegritas di antara kita?

Sumber perilaku tak berintegritas adalah melemahnya nilai-nilai karakter dari da- lam diri individu. Nilai-nilai karakter seperti jujur, tanggung-jawab, disiplin, peduli, dan nilai lainnya hanya sebatas dipahami, tapi tidak diyakini dan diamalkan sebagai prinsip hidup pada setiap individu. Inilah persoalan bangsa kita.

4. LANDASAN DAN PRINSIP DASAR PENGUATAN INTEGRITAS

Untuk memahami lebih jauh bagaimana penguatan integritas dapat dilakukan, ter- lebih dahulu perlu anda pahami landasan dan prinsip-prinsip penguatan integritas sebagai berikut:

A. LANDASAN PENGUATAN INTEGRITAS

Banyak anggapan bahwa hidup berintegritas di zaman ini sangat sulit. Dalih yang dikemukakan beragam. Lingkungan tidak mendukung, tidak ada teladan dari pimpinan, yang berintegritas selalu dirugikan, dan seringkali diposisikan sebagai ancaman bagi keberlangsungan sistem. Anggapan demikian agaknya tidak sejalan dengan kenyataan yang sesungguhnya. Mengapa? Berikut lan- dasan untuk hidup berintegritas.

1) Penguatan Integritas mengacu pada Prinsip Dasar Pendidikan
2) Penguatan Integritas adalah Pendidikan Karakter
3) Bersifat Jangka Panjang
4) Integritas bersumber dari Keyakinan
5) Berpusat pada Peserta Didik

B. PRINSIP PENGUATAN INTEGRITAS

Pada dasarnya penguatan integritas merupakan pendidikan sikap, pendidikan nilai, pendidikan karakter, atau pembentuk perilaku. Oleh karena itu penguatan integritas memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan pendidikan karakter. Ada- pun prinsip-prinsip penguatan integritas meliputi:

1) Mengubah Pola Pikir dan Langkah
2) Kuncinya di Diri Pribadi
3) Capaian Kompetensi Sesuai Perkembangan
4) Dilakukan melalui Aktivitas, Tema, dan Mata Pelajaran
5) Terkoneksi dengan Keluarga dan Masyarakat
6) Konsisten dalam Setiap Aktivitas
7) Kontinuitas Proses Terjaga