Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mem- bimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pen- didikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Inilah definisi guru dalam lembar-lembar peraturan. Pada modul ini, kita mengesampingkan dulu definisi itu, marilah kita menukik jauh ke dalam diri untuk merenungi hakikat guru.
A. HAKIKAT GURU
Kata “guru” berasal dari bahasa Sansekerta. “GU” berarti gelap, dan “RU” berarti membawa terang atau mengusir kegelapan. Berarti, secara maknawi, Guru adalah orang yang senantiasa memerangi kegelapan dan membawa terang. Semakin gelap suasana di sekitarnya, semakin bermakna kehadirannya. Jika seorang guru memilih bertahan dalam suasana yang sudah terang, maka lama kelamaan eksistensinya menjadi hilang. Untuk itu, setelah selesai menerangi yang gelap, carilah situasi yang lebih gelap, karena di sanalah kehadiran anda ditunggu dan memberi makna.\
B. PROFIL GURU BERINTEGRITAS
Jelaslah bahwa guru identik dengan sosok berintegritas. Lalu, apakah integritas itu? Beragam definisi akademik dapat kita peroleh dari berbagai sumber. Se- bagai contoh anda juga dapat menggalinya dari video berikut.
PERILAKU BERINTEGRITAS
Perilaku berintegritas terbentuk karena konsep diri berintegritas yang kuat dalam diri seseorang yang kemudian dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip konsep diri berintegritas terbentuk karena keyakinan yang ada di dalam nurani. Guru mutlak memiliki konsep diri berintegritas sebagai landasan pro- fesinya.
Konsep diri guru berintegritas sebenarnya tertuang dalam empat kompetensi dasar yang harus dimiliki guru sebagaimana ditampilkan dalam standar yang ditetapkan pemerintah, yakni kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Masing-masing dirinci secara terurai sebagai perwujudan integritas.
Akan tetapi secara umum terdapat empat ciri yang paling mendasar yang harus dimiliki guru yakni (1) berintegritas, (2) terpercaya, (3) memiliki pengetahuan luas, dan (4) selalu menebar kebaikan. Keempat ciri ini kemudian diurai ke da- lam nilai pembentuk yang menjadi landasan perilaku seorang guru. Secara ilus- trasi, dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Menjadi jelaslah bahwa menjadi guru apapun, entah itu guru kelas, guru mata pelajaran, konselor, bahkan tenaga kependidikan dan warga sekolah sekalipun, integritas adalah “pakaian” yang harus melekat kuat. Integritas dipahami mak- nanya, disadari pentingnya untuk kehidupan pribadi, diyakini sebagai prinsip hidup, dan diterapkan dalam perilaku pribadi di manapun, kapanpun, dan dalam suasana apapun. Tanpa integritas, sejatinya tidak layak menyandang predikat guru. Adapun menularkannya kepada peserta didik, adalah tahapan berikutnya setelah “pakaian” itu terpasang serasi dalam diri.
2. PENGUATAN INTEGRITAS DALAM PENDIDIKAN
Sebelum melangkah lebih lanjut tentang integritas dalam pendidikan, mari kita cer- mati video pada tautan beikut.
Satu hal yang menyatukan bangsa adalah adanya nilai-nilai utama yang menjadi landasan kepribadian bangsa. Nilai-nilai tersebut disepakati, dipahami, kemudian meresap menjadi acuan dalam kehidupan dan menjadi pedoman dalam segala akti- vitas kehidupan termasuk dalam penyelenggaraan negara.
Kita memiliki banyak sekali nilai-nilai utama pembentuk kepribadian bangsa, yang terpotret sebagai nilai karakter. Nilai itu bersumber dari Agama, Pancasila, budaya bangsa, dan tujuan pendidikan. Selama ini kita mengenal 18 nilai yakni Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/ Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab. Nilai ini kemudian dikerucutkan lagi menjadi lima nilai: In- tegritas, Religius, Nasionalis, Mandiri dan Gotong Royong.
Nilai-nilai inilah yang dikuatkan dalam pendidikan melalui Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan secara implementasi dia- tur sesuai Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Formal.
Di dalam nilai-nilai karakter tersebut jika dikelompokkan terdapat nilai inti, nilai sikap, dan etos kerja. Nilai inti merupakan nilai pembentuk perilaku berintegritas.
a. Keterkaitan Jati diri, Integritas, dan Karakter.
b. Penguatan Perilaku Berintegritas
c. Manfaat Hidup Berintegritas
d. Realita Guru dalam Dunia Pendidikan
3. TANTANGAN GURU DALAM MENGHADAPI PERSOALAN BANGSA
Setiap hari kita menyaksikan maraknya perilaku tidak berintegritas yang cukup menyesakkan dada. Mulai dari perilaku saling tidak percaya, saling menyalahkan, lepas tanggungjawab, mencari jalan pintas, arogan, inkonsisten, korupsi, perilaku koruptif, hingga aneka perilaku tak pantas lainnya. Bahkan perilaku demikian diper- lihatkan oleh seluruh lapisan masyarakat, dari rakyat hingga pejabat. Bahkan sosok yang selayaknya menjadi teladan pun, tak luput dari perilaku tak berintegritas. Ini berarti, patut kita sadari bahwa ada sesuatu yang hilang dalam jati diri kita. Kema- nakah prinsip hidup berintegritas di antara kita?
Sumber perilaku tak berintegritas adalah melemahnya nilai-nilai karakter dari da- lam diri individu. Nilai-nilai karakter seperti jujur, tanggung-jawab, disiplin, peduli, dan nilai lainnya hanya sebatas dipahami, tapi tidak diyakini dan diamalkan sebagai prinsip hidup pada setiap individu. Inilah persoalan bangsa kita.
4. LANDASAN DAN PRINSIP DASAR PENGUATAN INTEGRITAS
Untuk memahami lebih jauh bagaimana penguatan integritas dapat dilakukan, ter- lebih dahulu perlu anda pahami landasan dan prinsip-prinsip penguatan integritas sebagai berikut:
A. LANDASAN PENGUATAN INTEGRITAS
Banyak anggapan bahwa hidup berintegritas di zaman ini sangat sulit. Dalih yang dikemukakan beragam. Lingkungan tidak mendukung, tidak ada teladan dari pimpinan, yang berintegritas selalu dirugikan, dan seringkali diposisikan sebagai ancaman bagi keberlangsungan sistem. Anggapan demikian agaknya tidak sejalan dengan kenyataan yang sesungguhnya. Mengapa? Berikut lan- dasan untuk hidup berintegritas.
1) Penguatan Integritas mengacu pada Prinsip Dasar Pendidikan
2) Penguatan Integritas adalah Pendidikan Karakter
3) Bersifat Jangka Panjang
4) Integritas bersumber dari Keyakinan
5) Berpusat pada Peserta Didik
B. PRINSIP PENGUATAN INTEGRITAS
Pada dasarnya penguatan integritas merupakan pendidikan sikap, pendidikan nilai, pendidikan karakter, atau pembentuk perilaku. Oleh karena itu penguatan integritas memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan pendidikan karakter. Ada- pun prinsip-prinsip penguatan integritas meliputi:
1) Mengubah Pola Pikir dan Langkah
2) Kuncinya di Diri Pribadi
3) Capaian Kompetensi Sesuai Perkembangan
4) Dilakukan melalui Aktivitas, Tema, dan Mata Pelajaran
5) Terkoneksi dengan Keluarga dan Masyarakat
6) Konsisten dalam Setiap Aktivitas
7) Kontinuitas Proses Terjaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar