Halooo.... Semoga bermanfaat

Senin, 02 Mei 2016

CONTOH PROPOSAL PTK MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FILE LENGKAP PROPOSAL PTK

                                                                             BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kualitas pembelajaran Sejarah serta prestasi belajar di Indonesia sampai saat ini masih belum mengalami perub....KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FILE LENGKAP PROPOSAL PTK

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
·         Rumusan Masalah Umum
·         Rumusan Masalah Khusus
1.      Bagaimana peningkatan minat be..........................................................
2.      Bagaimana peningkatan pres................................................................

C.    Cara Pemecahan Masalah
Cara memecahkan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan dengan cara mengguna............................................................

D.    Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dah tujuan khusus, masing-masing tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 6 Yogyakarta
2.      Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusumetode pembelajaran Probls KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FILE LENGKAP PROPOSAL PTK

E.     Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini me............KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FILE LENGKAP PROPOSAL PTK
F.     Penjelasan Istilah
·         Prestasi belajar
Winkel (1996:226) :  prestasi belajar merupakan bu...................................
Arif Gunarso (1993 : 77) : prestasi belajar adalah usaha maksimal yang d.......................
·         Belajar
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono :  belajar adalah suatu pro...............................
·         Sejarah
Sejarah adalah suatu peristiwa masa lampau yang saling berkaita..........................
·         Metode Problem Solving : Metode pemecahan masalah (prob.......................
G.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolag, guru dan bagi siswa. Manfaat tersebut diuraikan seperi:
1.      Manfaat langsung bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat langsung bagi sekolah yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran Sejarah.
2.      Manfaat bagi guru dan siswa
a.       Manfaat bagi guru
Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
b.      Manfaat bagi siswa
Dapat memperoleh pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran Sejarah.





BAB II
Kajian Pustaka (Kajian Teoritik atau Landasan Teoritik)


A.    Penelitia Tindakan Kelas
1.      Pengertian dan definisi Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Action Classroom Research (CAR) adalah penelitian tindakan yang di laksanakan oleh guru didalam kelas. Penelitian tindakan ada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindak..............................
a.       Hoopkins (1993) : PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakuka oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan rasion.......................................n.
b.      Suyanto (1997) : PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
c.       Tim PGSM (1999) : PTK sebagai suatu ben..........................................n.

2.      Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Apabila dirumuskan, karakteristik PTK dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.       Masalah PTK berawal dari guru
PTK hauslah dipahami oleh permasalahan praktis yang dihayati oleh guru sebagai pelaku pembelajaran dikelas. Guru merasakan ada masalahnya ketika ia mengajar dikelas. Guru berusahan untuk mengatasi masalah itu dengan sebuah penelitian yang disebut PTK. PTK bukanlah penelitian yang digunakan oleh pihak luar yang tidak tau tentang seluk beluk yang terjadi didalam kelas. PTK bukanlah penelitian yang disarankan oleh pihak lain kepada guru, melainkan muncul dari dalam diri guru sendiri yang merasakan adanya masalah.
b.      Tujuan PTK memperbaiki pembelajaran
Dengan PTK, guru akan berupaya untuk memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, guru tidak boleh mengorbankan proses pembelajaran karena melakukan PTK. PTK tidak boleh menjadikan proses pembelajaran menjadi terganggu. Guru tidak perlu mengubah jadwal rutin dikelas yang sudah direncanakan hanya untuk PTK. PTK haruslah sejalan dengan rencana rutin sebagai guru. Bahkan, PTK jugadiharapkan tidak lagi memberikan beban tambahan yang lebih berat. PTK justru harus dikerjakan terintegrasi dalam kegiatan sehari-hari dikelas.
c.       PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif
Guru tidak harus sendirian dalam melakukan praktik pembelajaran dikelas. Namun,dapat dilaksanakan dengan cara berkolaborasi dengan dosen maupun teman. Dengan cara seperti itu, sebagai guru yang melaksanakn PTK akan banyak menerima masukan tentang prosedur PTK yang benar.
d.      PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu,  pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya. Oleh karena itu, penelitian dikelas yang tanpa memberikan tindakan apa-apa di kelas untuk perbaikan praktik pembelajaran bukanlah PTK.
e.       PTK dapa menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan
Hal tersebut dapat terjadi karena setelah meneliti kegiatan dikelas-dengan melibatkan siswa- akan memperoleh balikan yang bagus dan sistematis untuk perbaikan praktik pembelajaran. Dengan demikian, dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik atau tidak dikelas. Selain itu juga dapat mengadaptasi atau mengadopsi teori tersebut untuk diterapkan di kelas agar pembelajarannya efektif dan efisien, optimal,serta fungsional.

3.      Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
1)      Manfaat Umum
Manfaat langsung PTK bagi guru sebagai pengajar yang melaksanakan PTK antara lain:
a.       Membantu guru memperbaiki mutu pembeajaran
b.      Meningkatkan profesionalitas guru
c.       Meningkatkan rasa percaya diri guru
d.      Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya
Namun demikian, PTK adalah salah satu metode penelitian memiliki beberapa keterbatasan yang diantaranya adalah validitasnya msih sering disangksikan, tidak dimungkinkan dilakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas, peran guru yang bertindak sebagai pengajar dan sekaligus peneliti sering membuat dirinya menjadi sangat repot.
2)      Manfaat Khusus
Adapun manfaat khusus yang dapat dirasakan langsung oleh guru antara lain:
a.       Menumbuhkan kebiasaan menulis
b.      Menumbuhkan budaya meneliti
c.       Menggali ide baru
d.      Melatih pemikiran ilmiah
e.       Mengembangkan keterampilan
f.       Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas

B.     Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, disebutkan bahwa model merupaka pola (contoh), acuan dan ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Sedangkan model pembelajaran menurut Soekamto (Trianto, 2007) adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajarn tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Suatu model pembelajaran dapat saja berhasil dengan baik jika diterapkan dalam materi tertentu dengan tujuan tertentu dan tidak akan berlaku demikian pada setiap materi dan tujuan belajar yang berbeda. Berbagai pertimbangan perlu dilakukan dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan, diantaranya materi pelajaran, sarana dan fasilitas yang tersedia.

1.      Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan terjemahan dari Problem Based Learning (PBL) yang sebelumya dikenal dengan Problem Based Instruction (PBI) atau pengajaran Berbasis Masalah. Ibrahim (Trianto,2007) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, memecahkan masalah dan keterampilan intelektual. Berikut ini  adalah beberapa pendapat mengenai PBM:
a.       Barrows dan Tamblyn mengungkapkan bahwa PBM adalah pembelajaran yang dihasilkan dari proses kerja menuju kesepakatan atau penyelesaian suatu masalah. Dengan masalah yang riil dan relevan dengan pembelajara.
b.      Arends mengungkapkan bahwa PBM merupakan suatu pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan penyelidikan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. (trianto, 2007)
c.       Menurut Dewey berlajar berbasis masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan dua arah antara belajar dengan lingkungan. Lingkungan memberi masalah dan beberap petunjunk bantuan, sedangkan system saraf berfungsi menafsirkan petunjuk tersebut secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki dan dianalisis untuk selanjutnya dicari pemecahannya. (Trianto,2007)

2.      Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
PBM secara khusus memiiki karakteristik yang membedakannya dari model-model pembelajaran lainnya. Menurut Arends (Trianto,2007) karakteristik tersebut diantaranya sebagai berikut:
a.       Pengajuan Masalah. Pemunculan maslah pada awal PBM merupakan cirri yang paling utama dari pembelajaran berbasis masalah. Masalah yang diajukan merupakan masalah dari kehidupan nyata autentik dan memungkinkan munculnya berbagai solusi.
b.      Keterkaitan antar disiplin. Masalah yang diselidiki benar-benar nyata, sehingga siswa dapat meninjau permasalahan terseut dari berbagai disiplin ilmu yang mungkin.
c.       Penyelidikan autentik. PBM berbasis masalah mengharuskan siswa manganalisis dan mendefinisikan maslah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan hipotesis, mengumpulkan informasi,menganalisis dan membuat kesimpulan.
d.      Menghasilkan produk baru dalam bentuk karya nyata dan memamerkannya dalam bentuk demonstrasi kepada teman-teman yang lain untuk berbagai pengetahuan.
e.       Kolaborasi. Pembelajaran ini ditandai juga oleh kerjasama antara satu siswa dengan yang lainnya.
Selain cirri diatas, PBM tidak bertujuan untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, melainkan bertujuan utnuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan pemecahan masalah serta pembelajar yang mandiri.

C.    Definisi Belajar
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Moh Uzer Usman mengatakan bahwa manusia adalah animal education yang artinya bahwa anak manusia hanya akan menjadi manusia yang sempurna apabila dididik. Dididik dalam pengertian disini adalah sebuah pendidikan yang dapat dipertanggujawabkan bisa itu lewat sekolah maupun lewat non sekolah, namun tidak semua proses perubahan tersebut dinamakan sebagai proses belajar.
Masih menurut Drs. M Uzer Usman belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam kebiasaan, kecakapan atau dalam ketiga aspek yakini pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik). Sementara itu Dr. Arief S. Sadiman berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti. 
Manusia mengalami banyak sekali perubahan karena manusia telah belajar tentang banyak hal, yaitu : belajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman (bidang belajar kognitif), belajar memperoleh keterampilan (bidang belajar sensorik psikomotorik) dan belajar memperoleh nilai dan sikap (bidang belajar dinamik afektif ). Adapun bidang perubahan yang diakibatkan oleh adanya proses belajar adalah : perubahan tersebut bersifat menetap atau kontiniue atau merupakan hasil dari interaksi aktif dari subyek dengan lingkungannya.
Menurut James O’Wittakes belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau dirubah melalui latihan atau pengalaman. Melalui proses belajar maka dibentuk senuah tingkah laku yang baru pada seseorang dengan melalui serangkaian latihan sehingga orang tersebut dapat menggali pengalamannya. Menurut Cronbach, “learning is shown by change in behavior as a result of experience” (belajar dapat ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku senagai hasil dari pengalaman).
Howard mendefinisikan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ( dalam arti yang luas ) ditimbulkan atau dirubah melalu praktek atau latihan. Dari perumusan ketiga tokoh   tersebut maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perkembangan hidup manusia sehingga belajar itu dapat berlangsung secara aktif dan integratife dengan menggunakan berbagai bentuk perbuataan untuk mencapai suatu tujuan.
Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses dimana manusi akan memperoleh perubahan terutama perubahan tingkah lakunya yang diperoleh berdasarkan pengalaman hidup.

D.    Definisi Prestasi Belajar
Prestasi belajar, berasal dari kata “prestasi ” dan “belajar”. Prestasi memiliki makna yang berarti hasil yang sudah dicapai. Sedangkan belajar adala usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi arti dari prestasi belajar adalah penguasaan dan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Hasil dari mata pelajaran ini ditunjukkan dengan nilai atau angka oleh guru kepada siswanya sebagai bentuk penghargaan atas apa yang telah dikerjakan oleh siswanya.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana  untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan.
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan  untuk menyelidiki,  mengartikan situasi). Disamping itu siswa memerlukan atau  harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.







BAB III
Metode Penelitian


A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).  Pada dasarnya yang menjalankan PTK ini adalah guru selaku orang yang paling mengetahui tentang keadaan siswa.

B.     Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI  SMA Negeri 6 Yogyakarta sebanyak 25 orang.

C.    Perumusan Variabel-Variabel
Variabel yang menjadi sasaran dalam rangka PTK adalah bagaimana cara meningkatkan Prestasi dan Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah dengan segal permasalahannya sebagai tempat praktik pembelajaran melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

D.    Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1.       Metode Pengumpulan Data
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Lofland dalam Moleong (2006:157) mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitaif adalah kata-kata, fakta dan statistik. Untuk memperoleh data maka, diperlukan suatu metode pengumpulan data yang relevan dalam penelitian ini digunakan penyaringan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan.  Adapun metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
a.      Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian yang dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Observasi ini dilakukan dengan harapan memperoleh informasi, mengenai gambaran pembelajaran yang berlangsung suasana kelas, pola interaksi, aktivitas siswa dan kejadian-kejadian selama proses pembelajaran tersebut.  Instrumens yang digunakan dalam observasi adalah dengan menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai unjuk kerja guru dan aktivitas siswa selama pengembangan tindakan dalam pengembangan seajarah melalui pembelajaran berbasis masalah.
b.      Quesioner
Untuk mendapatkan data tentang hasil peningkatan minat dengan cara memberikan quesioner.
c.       Tes
Untuk mendapatkan data tentang hasil peningkatan prestasi siswa dilakukan dengan cara memberikan tes.
d.      Wawancara
Untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran berbasis masalah.
e.       Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (Margono, 2004: 181).

2.      Instrumen Pengumpulan Data
Suatu penelitian akan memberikan nilai yang tinggi apabila digarap dengan sistematis dan cermat. Maka untuk mendapatkan nilai yang tinggi digunakan alat pengumpulan data penelitian yang memiliki tingkat kepercayaan dan memiliki tingkat kesahihan, yaitu:
1.        Reliabilitas Instrumen
Tingkat reliabilitas suatu instrumen menunjukan berapa kalipun data itu diambil akan tetap sama. Instrumen yang reliabel sebenarnya mengnadung makna bahwa instrumen tersebut cukup mantap untuk mengambil data penelitian, sehingga mampu mengungkap data yang akan dipercaya hasilnya. Siapa pun yang menjumpai data itu akan merasa yakin bahwa data itu benar adanya.
Suatu tes yang tidak reliabel sebagai suatu tes yang tidak baik karena tidak mempertimbangkan adanya faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a.    Familieritas dengan bentuk tes khusus
b.    Kelelahan
c.    Keadaan emosional
d.   Kondisi fisik, kondisi lingkungan
e.    Ketidakajekan atau fluktuasi memori peserta tes dan pengetahuan khusus yang didapat peserta tes di luar pengalaman yang dievaluasi melalui tes.
2.        Validitas Instrumen
Validitas suatu instrumen menunjukan adanya tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Artinya, instrumen itu dapat mengungkap data dari variabel yang dikaji secara tepat. Isntrumen yang valid atau sahih memiliki validitas tinggi, sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Berkenaan dengan kadar validitas instrumen, ada validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis diperoleh dengan usaha yang sangat hati-hati sehingga secara logika instrumen itu dicapai menurut validitas yang dikehendaki. Validitas empiris yaitu validitas yang diperoleh berdasarkan pengalaman
Baca Juga:
Validitas dan Reliabilitas
Analisis Data Dalam Skripsi
Metode Pengumpulan Data Validitas Dan Reliabilitas
E.     Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana kegiatan setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Adapun rincian kegiatannya adalah sebagai berikut:
Siklus 1 PTK:
1.      Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap  perencanaan adalah :
a.       Mengadakan pertemuan, guru pelaksanaan tindakan dan guru pengamat berdiskusi tentang persiapan penelitian
b.      Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru, lembar aktifitas siswa, angket pertisipasi, angket respon siswa, soal tes, pedoman wawancara dan catatan lapangan
c.       Menyiapkan rencana pelajaran yang telah disusun pada persiapan penelitian
d.      Menyiapkan tape recorder dan alat tulis untuk observasi dan wawancara
2.      Pelakasaan tindakan
Pelaksanaan tindakan, berupa kegiatan nyata penerapan pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran sejarah di kelas XI SMA N 1 Mlati,Sleman, Yogyakarta pada materi tentang Revolusi Industri yang dilakukan berdasarkan skenario yang telah di sepakati sebelumnya.
3.      Observasi
Pada tahap observasi ini, dilaksanakan observasi aktifitas guru, observasi  aktifitas siswa dan wawancara dengan siswa. Observasi dilakukan oleh guru pengamat. Wawancara direkam dengan tape recorder dan dicatat dalam catatan lapangan.
4.      Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini  peneliti:
a.         Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan
b.        Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lain-lain
c.         Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya
d.        Evaluasi tindakan I.
5.      Refleksi
Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil evaluasi kemudian dianalisis. Hasil analisis digunakan untuk merencanakan pada siklus selanjutnya.

Siklus II PTK:
1.         Rencana
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
2.         Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3.         Pengamatan
Tim peneliti (gurudan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.
4.         Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana untuk siklus ketiga.

Siklus III PTK:
1.         Rencana
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.
2.         Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.
3.         Pengamatan
Tim peneliti (gurudan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.
4.         Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan tertentu. Apakah pembelajaran yang telah dikemas dengan tindakan tertentu dapat meningkatkan atau memperbaiki masalah yang diteliti dalam PTK tersebut.

F.     Penjadwalan Kegiatan Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan. Mulai bulan April s.d Mei 2012. Adapun rincian jadwal kegiatan penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:
No
Kegiatan
Minggu ke-


1
2
3
4
5
6
7
1
Persiapan:
a.  Penyusunan pedoman kerja
b.  Penyusunan Instrumen dan perangkat pembelajaran










2
Pelaksanaan Penelitian siklus 1
a. Perencanaan tindakan
b.Pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi
c. Analisis dan refleksi









3
Pelaksanaan penelitian suklus 2
a.Perencanaan tindakan
b.   Pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi
c.Analisis dan refleksi









4
Pelaksanaan penelitian suklus 3
a.Perencanaan tindakan
b.   Pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi
c.Analisis dan refleksi









5
Pelaksanaan monitoring





6
Seminar hasil penelitian






7
Penyusunan laporan penelitian







G.    Komponen Biaya
1.      Persiapan pendahuluan
a.       Fotocopy ulasan peneltian                                                Rp.      30.000
b.      Penjilidan ulasan penelitian                                   Rp.      10.000
Jumlah                                                                 Rp.      40.000

2.      Operasional
a.       Perencanaan tindakan                                           Rp.      30.000
b.      Implementasi tindakan (Transport)                       Rp.      50.000
c.       Observasi dan evaluasi                                          Rp.      50.000
Jumlah                                                                 Rp.      130.000

3.      Penyusunan  laporan hasil penelitian                         
a.       Fotocopy laporan                                                  Rp.       100.000
b.      Penjilidan laporan                                                 Rp.        30.000
Jumlah                                                                 Rp.      130.000
Jumlah biaya keseluruhan                                                   Rp.      300.000

H.    Personalia Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan penulis sebagai ketua peneliti dan dibantu oleh seorang guru sebagai anggota peneliti atau obserber.

I.       Daftar Pustaka
Arief Sidharta. 2006. Media Pembelajaran Sejarah. Jakarta : Depdiknas Dirjen PMPTK PPPG IPA
Arikunto, Suhasimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Dikmenum. 2005. Kurikulum mata Pelajaran Sejarah. Jakarta : Artikel
Ghony, M. Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UIN-Malang Press.
Ibrahim, M,et al. 2000. Pembelajarah Koperatif . Surabaya : University Press.
Oemar Hamalik . 1980. Media Pendidikan. Bandung : Transito
Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: ALFABETA
Poppy K Devu. Et al. 2006. Seri Mencerdaskan Siswa Sejarah kelas X. Bandung : PT  Remaja Rosdakarya.
Sudikin,.2002 . Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Insan Cendikia.
Sardiman,A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.        
Sukarman, H. 2003. Dasar-dasar didaktik dan   peeenerapannnnya dalam pembelajaran. Jakarta : Depdiknas
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Baca Juga:
Validitas dan Reliabilitas
Analisis Data Dalam Skripsi
Metode Pengumpulan Data

Tidak ada komentar:

Posting Komentar