BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pembelajaran
Sejarah serta prestasi belajar di Indonesia sampai saat ini masih belum
mengalami perub....KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FILE LENGKAP PROPOSAL PTK
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
·
Rumusan Masalah
Umum
Apakah
penerapan Pem.....KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FILE LENGKAP PROPOSAL PTK
·
Rumusan Masalah
Khusus
1.
Bagaimana
peningkatan minat be..........................................................
2.
Bagaimana
peningkatan pres................................................................
C. Cara Pemecahan Masalah
Cara memecahkan masalah
yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan
dengan cara mengguna............................................................
D.
Tujuan
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai
dua tujuan, yaitu tujuan umum dah tujuan khusus, masing-masing tujuan tersebut
diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan
Umum
Tujuan umum penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Sejarah di SMA Negeri
6 Yogyakarta
2. Tujuan
Khusus
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup
penelitian tindakan kelas ini me............KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FILE LENGKAP PROPOSAL PTK
F.
Penjelasan
Istilah
·
Prestasi belajar
Winkel
(1996:226) : prestasi belajar merupakan bu...................................
Arif Gunarso
(1993 : 77) : prestasi belajar adalah usaha maksimal yang d.......................
·
Belajar
Abu
Ahmadi dan Widodo Supriyono :
belajar adalah suatu pro...............................
·
Sejarah
Sejarah adalah suatu peristiwa masa lampau yang
saling berkaita..........................
·
Metode Problem Solving
: Metode pemecahan masalah (prob.......................
G.
Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolag, guru
dan bagi siswa. Manfaat tersebut diuraikan seperi:
1. Manfaat langsung bagi sekolah
Hasil penelitian ini
dapat bermanfaat langsung bagi sekolah yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran
Sejarah.
2.
Manfaat
bagi guru dan siswa
a. Manfaat
bagi guru
Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian
tindakan kelas dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
b. Manfaat
bagi siswa
Dapat memperoleh pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran
Sejarah.
BAB
II
Kajian
Pustaka (Kajian Teoritik atau Landasan Teoritik)
A.
Penelitia
Tindakan Kelas
1.
Pengertian
dan definisi Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Action Classroom Research (CAR) adalah penelitian
tindakan yang di laksanakan oleh guru didalam kelas. Penelitian tindakan ada
hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindak..............................
a. Hoopkins
(1993) : PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakuka
oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan rasion.......................................n.
b. Suyanto
(1997) : PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
c. Tim
PGSM (1999) : PTK sebagai suatu ben..........................................n.
2.
Karakteristik
Penelitian Tindakan Kelas
Apabila dirumuskan,
karakteristik PTK dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Masalah
PTK berawal dari guru
PTK hauslah dipahami oleh permasalahan praktis yang
dihayati oleh guru sebagai pelaku pembelajaran dikelas. Guru merasakan ada
masalahnya ketika ia mengajar dikelas. Guru berusahan untuk mengatasi masalah
itu dengan sebuah penelitian yang disebut PTK. PTK bukanlah penelitian yang
digunakan oleh pihak luar yang tidak tau tentang seluk beluk yang terjadi
didalam kelas. PTK bukanlah penelitian yang disarankan oleh pihak lain kepada
guru, melainkan muncul dari dalam diri guru sendiri yang merasakan adanya
masalah.
b. Tujuan
PTK memperbaiki pembelajaran
Dengan PTK, guru akan berupaya untuk memperbaiki
praktik pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, guru tidak
boleh mengorbankan proses pembelajaran karena melakukan PTK. PTK tidak boleh
menjadikan proses pembelajaran menjadi terganggu. Guru tidak perlu mengubah
jadwal rutin dikelas yang sudah direncanakan hanya untuk PTK. PTK haruslah
sejalan dengan rencana rutin sebagai guru. Bahkan, PTK jugadiharapkan tidak
lagi memberikan beban tambahan yang lebih berat. PTK justru harus dikerjakan
terintegrasi dalam kegiatan sehari-hari dikelas.
c. PTK
adalah penelitian yang bersifat kolaboratif
Guru tidak harus sendirian dalam melakukan praktik
pembelajaran dikelas. Namun,dapat dilaksanakan dengan cara berkolaborasi dengan
dosen maupun teman. Dengan cara seperti itu, sebagai guru yang melaksanakn PTK
akan banyak menerima masukan tentang prosedur PTK yang benar.
d. PTK
adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa
penggunaan metode pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran
tertentu, pemakaian media dan sumber
belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat
inovatif lainnya. Oleh karena itu, penelitian dikelas yang tanpa memberikan
tindakan apa-apa di kelas untuk perbaikan praktik pembelajaran bukanlah PTK.
e. PTK
dapa menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan
Hal tersebut dapat terjadi karena setelah meneliti
kegiatan dikelas-dengan melibatkan siswa- akan memperoleh balikan yang bagus
dan sistematis untuk perbaikan praktik pembelajaran. Dengan demikian, dapat
membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik atau
tidak dikelas. Selain itu juga dapat mengadaptasi atau mengadopsi teori
tersebut untuk diterapkan di kelas agar pembelajarannya efektif dan efisien,
optimal,serta fungsional.
3.
Manfaat
Penelitian Tindakan Kelas
1) Manfaat
Umum
Manfaat langsung PTK bagi guru sebagai pengajar yang
melaksanakan PTK antara lain:
a. Membantu
guru memperbaiki mutu pembeajaran
b. Meningkatkan
profesionalitas guru
c. Meningkatkan
rasa percaya diri guru
d. Memungkinkan
guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya
Namun
demikian, PTK adalah salah satu metode penelitian memiliki beberapa
keterbatasan yang diantaranya adalah validitasnya msih sering disangksikan,
tidak dimungkinkan dilakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas, peran
guru yang bertindak sebagai pengajar dan sekaligus peneliti sering membuat
dirinya menjadi sangat repot.
2) Manfaat
Khusus
Adapun manfaat khusus yang dapat dirasakan langsung
oleh guru antara lain:
a. Menumbuhkan
kebiasaan menulis
b. Menumbuhkan
budaya meneliti
c. Menggali
ide baru
d. Melatih
pemikiran ilmiah
e. Mengembangkan
keterampilan
f. Meningkatkan
kualitas pembelajaran kelas
B.
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
disebutkan bahwa model merupaka pola (contoh), acuan dan ragam) dari sesuatu
yang akan dibuat atau dihasilkan. Sedangkan model pembelajaran menurut Soekamto
(Trianto, 2007) adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajarn
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Suatu model pembelajaran dapat saja
berhasil dengan baik jika diterapkan dalam materi tertentu dengan tujuan
tertentu dan tidak akan berlaku demikian pada setiap materi dan tujuan belajar
yang berbeda. Berbagai pertimbangan perlu dilakukan dalam menentukan model
pembelajaran yang akan digunakan, diantaranya materi pelajaran, sarana dan
fasilitas yang tersedia.
1. Pengertian
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis
masalah (PBM) merupakan terjemahan dari Problem Based Learning (PBL) yang
sebelumya dikenal dengan Problem Based Instruction (PBI) atau pengajaran
Berbasis Masalah. Ibrahim (Trianto,2007) mengungkapkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan
berpikir, memecahkan masalah dan keterampilan intelektual. Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai PBM:
a. Barrows
dan Tamblyn mengungkapkan bahwa PBM adalah pembelajaran yang dihasilkan dari
proses kerja menuju kesepakatan atau penyelesaian suatu masalah. Dengan masalah
yang riil dan relevan dengan pembelajara.
b. Arends
mengungkapkan bahwa PBM merupakan suatu pembelajaran dimana siswa mengerjakan
permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka
sendiri, mengembangkan penyelidikan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri. (trianto, 2007)
c. Menurut
Dewey berlajar berbasis masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon,
merupakan hubungan dua arah antara belajar dengan lingkungan. Lingkungan
memberi masalah dan beberap petunjunk bantuan, sedangkan system saraf berfungsi
menafsirkan petunjuk tersebut secara efektif sehingga masalah yang dihadapi
dapat diselidiki dan dianalisis untuk selanjutnya dicari pemecahannya.
(Trianto,2007)
2. Karakteristik
Pembelajaran Berbasis Masalah
PBM
secara khusus memiiki karakteristik yang membedakannya dari model-model
pembelajaran lainnya. Menurut Arends (Trianto,2007) karakteristik tersebut
diantaranya sebagai berikut:
a. Pengajuan
Masalah. Pemunculan maslah pada awal PBM merupakan cirri yang paling utama dari
pembelajaran berbasis masalah. Masalah yang diajukan merupakan masalah dari
kehidupan nyata autentik dan memungkinkan munculnya berbagai solusi.
b. Keterkaitan
antar disiplin. Masalah yang diselidiki benar-benar nyata, sehingga siswa dapat
meninjau permasalahan terseut dari berbagai disiplin ilmu yang mungkin.
c. Penyelidikan
autentik. PBM berbasis masalah mengharuskan siswa manganalisis dan
mendefinisikan maslah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan hipotesis,
mengumpulkan informasi,menganalisis dan membuat kesimpulan.
d. Menghasilkan
produk baru dalam bentuk karya nyata dan memamerkannya dalam bentuk demonstrasi
kepada teman-teman yang lain untuk berbagai pengetahuan.
e. Kolaborasi.
Pembelajaran ini ditandai juga oleh kerjasama antara satu siswa dengan yang
lainnya.
Selain
cirri diatas, PBM tidak bertujuan untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa, melainkan bertujuan utnuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan pemecahan masalah serta
pembelajar yang mandiri.
C.
Definisi
Belajar
Menurut Abu Ahmadi
dan Widodo
Supriyono belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan. Moh Uzer Usman mengatakan bahwa manusia adalah animal education
yang artinya bahwa anak manusia hanya akan menjadi manusia yang sempurna
apabila dididik. Dididik dalam pengertian disini adalah sebuah pendidikan yang
dapat dipertanggujawabkan bisa itu lewat sekolah maupun lewat non sekolah,
namun tidak semua proses perubahan tersebut dinamakan sebagai proses belajar.
Masih menurut Drs. M Uzer Usman belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh
proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses kematangan. Perubahan
yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam kebiasaan,
kecakapan atau dalam ketiga aspek yakini pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif), dan ketrampilan (psikomotorik). Sementara itu Dr. Arief S. Sadiman
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses komplek yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga keliang lahat
nanti.
Manusia mengalami banyak sekali
perubahan karena manusia telah belajar tentang banyak hal, yaitu : belajar
memperoleh pengetahuan dan pemahaman (bidang belajar kognitif), belajar
memperoleh keterampilan (bidang belajar sensorik psikomotorik) dan belajar memperoleh
nilai dan sikap (bidang belajar dinamik afektif ). Adapun bidang perubahan yang
diakibatkan oleh adanya proses belajar adalah : perubahan tersebut bersifat
menetap atau kontiniue atau merupakan hasil dari interaksi aktif dari subyek
dengan lingkungannya.
Menurut James O’Wittakes belajar
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau dirubah melalui latihan
atau pengalaman. Melalui proses belajar maka dibentuk senuah tingkah laku yang
baru pada seseorang dengan melalui serangkaian latihan sehingga orang tersebut
dapat menggali pengalamannya. Menurut Cronbach, “learning is shown by change in
behavior as a result of experience” (belajar dapat ditunjukan oleh adanya
perubahan tingkah laku senagai hasil dari pengalaman).
Howard
mendefinisikan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ( dalam arti yang
luas ) ditimbulkan atau dirubah melalu praktek atau latihan. Dari perumusan
ketiga tokoh tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses perkembangan hidup manusia sehingga
belajar itu dapat berlangsung secara aktif dan integratife dengan menggunakan
berbagai bentuk perbuataan untuk mencapai suatu tujuan.
Dari pengertian diatas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses dimana manusi akan
memperoleh perubahan terutama perubahan tingkah lakunya yang diperoleh
berdasarkan pengalaman hidup.
D.
Definisi
Prestasi Belajar
Prestasi
belajar, berasal dari kata “prestasi ” dan “belajar”. Prestasi memiliki makna
yang berarti hasil yang sudah dicapai. Sedangkan belajar adala usaha untuk
memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi arti dari prestasi belajar adalah
penguasaan dan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran. Hasil dari mata pelajaran ini ditunjukkan dengan nilai atau angka
oleh guru kepada siswanya sebagai bentuk penghargaan atas apa yang telah
dikerjakan oleh siswanya.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa
prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso
(1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang
dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi
belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta
didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen
yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian
usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.
Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang
meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran
yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi
belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi
belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi
belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang
dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang
disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek
dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan.
Menurut Drs.
H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat
memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya.
Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan)
dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki,
mengartikan situasi). Disamping itu siswa memerlukan atau harus menerima umpan balik secara langsung
derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test).
Definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah
hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai
dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran
kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar
ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.
BAB
III
Metode
Penelitian
A.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih
adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada dasarnya yang menjalankan PTK ini adalah
guru selaku orang yang paling mengetahui tentang keadaan siswa.
B.
Subjek
Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI SMA Negeri 6 Yogyakarta
sebanyak 25 orang.
C.
Perumusan
Variabel-Variabel
Variabel yang menjadi sasaran dalam
rangka PTK adalah bagaimana cara meningkatkan Prestasi dan Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah
dengan segal permasalahannya sebagai tempat praktik pembelajaran melalui model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
D.
Metode
dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode
Pengumpulan Data
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan
untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Lofland
dalam Moleong (2006:157) mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian
kualitaif adalah kata-kata, fakta dan statistik. Untuk memperoleh data maka,
diperlukan suatu metode pengumpulan data yang relevan dalam penelitian ini
digunakan penyaringan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan
catatan lapangan. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
a.
Observasi
Observasi merupakan
metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian
yang dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Observasi ini
dilakukan dengan harapan memperoleh informasi, mengenai gambaran pembelajaran yang
berlangsung suasana kelas, pola interaksi, aktivitas siswa dan
kejadian-kejadian selama proses pembelajaran tersebut. Instrumens yang digunakan dalam observasi
adalah dengan menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai unjuk kerja guru dan aktivitas siswa selama pengembangan tindakan
dalam pengembangan seajarah melalui pembelajaran berbasis masalah.
b.
Quesioner
Untuk mendapatkan data
tentang hasil peningkatan minat dengan cara memberikan quesioner.
c.
Tes
Untuk mendapatkan data
tentang hasil peningkatan prestasi siswa dilakukan dengan cara memberikan tes.
d.
Wawancara
Untuk mendapatkan data
tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran berbasis masalah.
e.
Studi
dokumentasi
Studi dokumentasi
adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip
dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan
lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (Margono, 2004: 181).
2. Instrumen
Pengumpulan Data
Suatu penelitian akan memberikan nilai
yang tinggi apabila digarap dengan sistematis dan cermat. Maka untuk
mendapatkan nilai yang tinggi digunakan alat pengumpulan data penelitian yang
memiliki tingkat kepercayaan dan memiliki tingkat kesahihan, yaitu:
1.
Reliabilitas Instrumen
Tingkat
reliabilitas suatu instrumen menunjukan berapa kalipun data itu diambil akan
tetap sama. Instrumen yang reliabel sebenarnya mengnadung makna bahwa instrumen
tersebut cukup mantap untuk mengambil data penelitian, sehingga mampu
mengungkap data yang akan dipercaya hasilnya. Siapa pun yang menjumpai data itu
akan merasa yakin bahwa data itu benar adanya.
Suatu
tes yang tidak reliabel sebagai suatu tes yang tidak baik karena tidak
mempertimbangkan adanya faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Familieritas
dengan bentuk tes khusus
b. Kelelahan
c. Keadaan
emosional
d. Kondisi
fisik, kondisi lingkungan
e. Ketidakajekan
atau fluktuasi memori peserta tes dan pengetahuan khusus yang didapat peserta
tes di luar pengalaman yang dievaluasi melalui tes.
2.
Validitas Instrumen
Validitas
suatu instrumen menunjukan adanya tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
hendak diukur. Artinya, instrumen itu dapat mengungkap data dari variabel yang
dikaji secara tepat. Isntrumen yang valid atau sahih memiliki validitas tinggi,
sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Berkenaan dengan kadar
validitas instrumen, ada validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis
diperoleh dengan usaha yang sangat hati-hati sehingga secara logika instrumen
itu dicapai menurut validitas yang dikehendaki. Validitas empiris yaitu
validitas yang diperoleh berdasarkan pengalaman
Baca Juga:
Validitas dan Reliabilitas
Analisis Data Dalam Skripsi
Metode Pengumpulan Data Validitas Dan Reliabilitas
Baca Juga:
Validitas dan Reliabilitas
Analisis Data Dalam Skripsi
Metode Pengumpulan Data Validitas Dan Reliabilitas
E.
Prosedur
Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana kegiatan setiap siklusnya meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Adapun
rincian kegiatannya adalah sebagai berikut:
Siklus
1 PTK:
1.
Perencanaan
Tindakan
Kegiatan yang dilakukan
pada tahap perencanaan adalah :
a. Mengadakan
pertemuan, guru pelaksanaan tindakan dan guru pengamat berdiskusi tentang
persiapan penelitian
b. Menyiapkan
lembar observasi aktifitas guru, lembar aktifitas siswa, angket pertisipasi,
angket respon siswa, soal tes, pedoman wawancara dan catatan lapangan
c. Menyiapkan
rencana pelajaran yang telah disusun pada persiapan penelitian
d. Menyiapkan
tape recorder dan alat tulis untuk observasi dan wawancara
2.
Pelakasaan
tindakan
Pelaksanaan
tindakan, berupa kegiatan nyata penerapan pembelajaran berbasis masalah pada
mata pelajaran sejarah di kelas XI SMA N 1 Mlati,Sleman, Yogyakarta pada materi
tentang Revolusi Industri yang dilakukan berdasarkan skenario yang telah di
sepakati sebelumnya.
3. Observasi
Pada
tahap observasi ini, dilaksanakan observasi aktifitas guru, observasi aktifitas siswa dan wawancara dengan siswa.
Observasi dilakukan oleh guru pengamat. Wawancara direkam dengan tape recorder
dan dicatat dalam catatan lapangan.
4. Evaluasi
Pada
tahap evaluasi ini peneliti:
a.
Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam
tindakan
b.
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil
evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lain-lain
c.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya
d.
Evaluasi tindakan I.
5. Refleksi
Pada
tahap ini, data yang diperoleh dari hasil evaluasi kemudian dianalisis. Hasil
analisis digunakan untuk merencanakan pada siklus selanjutnya.
Siklus
II PTK:
1.
Rencana
Tim peneliti membuat rencana
pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
2.
Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran
berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3.
Pengamatan
Tim peneliti (gurudan kolaborator)
melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.
4.
Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi
terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana untuk siklus ketiga.
Siklus
III PTK:
1.
Rencana
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.
2.
Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran
berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.
3.
Pengamatan
Tim peneliti (gurudan kolaborator)
melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.
4.
Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi
terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis serta membuat kesimpulan
atas pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan
tindakan tertentu. Apakah pembelajaran yang telah dikemas dengan tindakan
tertentu dapat meningkatkan atau memperbaiki masalah yang diteliti dalam PTK
tersebut.
F.
Penjadwalan
Kegiatan Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini akan dilaksanakan
selama kurang lebih satu bulan. Mulai bulan April s.d Mei 2012. Adapun rincian
jadwal kegiatan penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:
No
|
Kegiatan
|
Minggu ke-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
1
|
Persiapan:
a. Penyusunan
pedoman kerja
b. Penyusunan
Instrumen dan perangkat pembelajaran
|
√
√
|
||||||
2
|
Pelaksanaan
Penelitian siklus 1
a. Perencanaan
tindakan
b.Pelaksanaan
tindakan, observasi, evaluasi
c.
Analisis dan refleksi
|
√
√
√
|
||||||
3
|
Pelaksanaan
penelitian suklus 2
a.Perencanaan
tindakan
b.
Pelaksanaan tindakan, observasi,
evaluasi
c.Analisis
dan refleksi
|
√
√
√
|
||||||
4
|
Pelaksanaan penelitian
suklus 3
a.Perencanaan
tindakan
b.
Pelaksanaan tindakan, observasi,
evaluasi
c.Analisis
dan refleksi
|
√
|
√
√
|
|||||
5
|
Pelaksanaan
monitoring
|
√
|
√
|
|||||
6
|
Seminar hasil
penelitian
|
√
|
||||||
7
|
Penyusunan laporan
penelitian
|
√
|
G.
Komponen
Biaya
1. Persiapan
pendahuluan
a. Fotocopy
ulasan peneltian Rp.
30.000
b. Penjilidan
ulasan penelitian Rp. 10.000
Jumlah Rp. 40.000
2. Operasional
a. Perencanaan
tindakan Rp. 30.000
b. Implementasi
tindakan (Transport) Rp.
50.000
c. Observasi
dan evaluasi Rp. 50.000
Jumlah
Rp.
130.000
3. Penyusunan laporan hasil penelitian
a. Fotocopy
laporan Rp.
100.000
b. Penjilidan
laporan Rp. 30.000
Jumlah Rp. 130.000
Jumlah biaya
keseluruhan Rp. 300.000
H.
Personalia
Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan penulis
sebagai ketua peneliti dan dibantu oleh seorang guru sebagai anggota peneliti
atau obserber.
I.
Daftar
Pustaka
Arief Sidharta. 2006. Media Pembelajaran Sejarah. Jakarta :
Depdiknas Dirjen PMPTK PPPG IPA
Arikunto, Suhasimi dkk. 2008.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Dikmenum. 2005. Kurikulum mata Pelajaran Sejarah.
Jakarta : Artikel
Ghony, M. Djunaidi. 2008.
Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UIN-Malang Press.
Ibrahim, M,et al. 2000. Pembelajarah Koperatif . Surabaya :
University Press.
Oemar Hamalik . 1980. Media Pendidikan. Bandung : Transito
Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan
praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: ALFABETA
Poppy K Devu. Et al. 2006. Seri Mencerdaskan Siswa Sejarah kelas X.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sudikin,.2002 . Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.
Insan Cendikia.
Sardiman,A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Pembelajaran.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sukarman, H. 2003. Dasar-dasar didaktik dan peeenerapannnnya dalam pembelajaran.
Jakarta : Depdiknas
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia
Baca Juga:
Validitas dan Reliabilitas
Analisis Data Dalam Skripsi
Metode Pengumpulan Data
Baca Juga:
Validitas dan Reliabilitas
Analisis Data Dalam Skripsi
Metode Pengumpulan Data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar