Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling mempengaruhi antara individu & individu, antara individu & kelompok, dan antara kelompok & kelompok.
Gillin
mengartikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antarindividu, individu & kelompok, atau
antarkelompok
Charles P. Loomis, ciri
interaksi sosial :
1. Jumlah pelaku 2 orang/lebih
2. Adanya komunikasi antarpelaku
dengan menggunakan simbol/lambang
3. Masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai
sebagai hasil dari interaksi tersebut
Syarat
terjadinya interaksi sosial menurut soerjono soekanto
1. Kontak sosial :
Ø Positif : Kerjasama
Ø Negatif : Konflik
Ø Kontak sosial primer : Para
peserta interaksi bertemu muka secara langsung
Ø Kontak sosial sekunder :
Interaksi berlangsung melalui perantara (orang ketiga)
2. Komunikasi :
Ø Kegiatan saling menafsirkan
perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan
yang disampaikan
Ø 5 unsur pokok dalam komunikasi :
1. Komunikator : Orang yang menyampaikan
pesan, perasaan, atau pikiran kepada orang lain
2. Komunikan : Orang/sekelompok orang
yang dikirimi pesan, perasaan, atau pikiran
3. Pesan : Sesuatu yang disampaikan
oleh komunikator. Berupa informasi, instuksi, atau perasaan
4. Media : Alat untuk menyampaikan
informasi. Berupa lisan, tulisan, gambar, atau film
5. Efek : Perubahan yang diharapkan
terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator
Ø 3 tahap penting dalam proses
komunikasi :
1. Encoding : Gagasan/program yang akan
dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat/gambar
2. Penyampaian : Istilah/gagasan yang
sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Berupa lisan,
tulisan, atau keduanya
3. Decoding : Mencerna & memahami
kalimatserta gambar yang diterima menuut pengalaman yang dimiliki
Untuk
mempelajari interaksi sosial, sosiolog menggunakan pendekatan yang dikenal
dengan perspektif interaksionis. Salah satu pendekatannya adalah interaksionisme
simbolik : Menggunakan simbol-simbol (sesuatu yang diberi nilai &
makna oleh penggunanya) dalam interaksi
Herbert
Blumer, 3 pokok pikiran interaksionisme simbolik :
1. Act : Bertindak
2. Thing : Terhadap sesuatu
3. Meaning : Arti/makna
Contoh :
Tindakan (act) orang Hindu di India terhadap sapi (thing), berbeda dengan
tindakan orang Islam terhadap sapi. Karena makna sapi (meaning) bagi kedua
orang itu berbeda
Goffman
membedakan ekspresi menjadi 2 :
1. Ekspresi yang diberikan : Pernyataan yang dimaksud untuk
memberi kesan atau informasi sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku atau
pernyataan itu memang biasa dilakukan
2. Ekspresi yang dilepaskan : Pernyataan yang mengandung
informasi, yang menurut orang lain memunculkan ciri tertentu dari si pembuat
ekspresi
Faktor-faktor
pendorong interaksi sosial :
1. Imitasi : Suatu tindakan meniru orang
lain. Syarat mengimitasi : adanya minat/perhatian terhadap objek/subjek yang akan
ditiru. Co : Gaya bicara, tingkah laku, adat, dan kebiasaan
2. Sugesti : Seseorang memberi
pandangan/sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain.
3. Identifikasi : Kecenderungan/keinginan
seseorang untuk sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Sifatnya
lebih mendalam dibandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi,
kepribadian seseorang bisa dibentuk. Co : Seorang anak yang mengidolakan
ayahnya, ia berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya
4. Simpati : Proses dimana seseorang merasa
tertarik kepada pihak lain. Orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam
keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan
orang lain tersebut. Co : Tetangga sedang tertimpa musibah, kita ikut merasakan
kesedihannya dan berusaha membantu
5. Empati : Simpati mendalam yang dapat
mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. Co : Seorang ibu akan merasa
kesepian ketika ditinggal anaknya sekolah di luar kota, ia selalu rindu dan
memikirkan anaknya tersebut sehingga ia jatuh sakit
Simpati,
empati, dan identifikasi lebih dalam pengaruhnya, namun prosesnya agak lambat.
Sugesti dan imitasi pengaruhnya kurang mendalam, namun prosesnya berlangsung
cepat
Aturan
dalam interaksi sosial :
1. Aturan mengenai ruang : Menurut Hall, dalam
interaksi sosial, orang cenderung menggunakan 4 macam jarak :
o Jarak intim (0-45 cm), terjadi keterlibatan
intensif pancaindera dengan tubuh orang lain. Co : 2 orang yang melakukan olah
raga sumo/gulat
o Jarak pribadi (45 cm-1,22 m), interaksi antara
orang yang berhubungan dekat. Co : Ibu dan anak
o Jarak sosial (1,22-3,66 m), secara wajar &
tidak saling menyentuh. Co : Interaksi dalam pertemuan santai dengan teman,
guru, dan sebagainya
o Jarak publik (di atas 3,66 m), orang
yang harus tampil di depan umum. Co : Politisi dan aktor
2. Aturan mengenai waktu : Waktu juga dapat megatur
interaksi. Co : Di masyaraakat ang kurang disiplin sering dijumpai ketiadaan
orientasi waktu (jam karet).
3. Aturan mengenai gerak tubuh : Komunikasi nonverbal
(tanpa menggunakan bahasa lisan dan tulisan) merupakan bentuk komunikasi
pertama bagi manusia
Karl dan
Yoels, 7 sumber informasi dalam interaksi :
1. Warna kulit : Ciri yang dibawa sejak
lahir menentukan interaksi terutama pada masyarakat yangs sehari-harinya berada
di lingkungan yang diskriminatif. Co : Di negara Afsel pada era apartheid,
orang kulit putih tidak mau berinteraksi dengan orang kulit hitam
2. Usia : Cara berinteraksi dengan
orang yang lebih tua berbeda dengan yang sebaya, atau dengan yang lebih muda
3. Jenis kelamin : Laki-laki membicarakan
tentang sepak bola, sementara perempuan membicarakan tentang kosmetik
4. Penampilan fisik : Orang yang berpenampilan
menarik cenderung lebih mudah mendapatkan pasangan daripada orang dengan
penampilan kurang menarik
5. Bentuk tubuh : Wells dan Siegal, orang
cenderung menganggap bahwa terdapat kaitan antara bentuk tubuh dnegan sifat
seseorang :
1. Endomorph (bulat, gemuk) : Tenang, santai,
dan pemaaf
2. Mesomorph (atletis, berotot) : Sifat
dominan, yakin, dan aktif
3. Ectomorph (tinggi, kurus) : Tegang, dan
pemalu
6. Pakaian
7. Wacana
Tahapan
pendekatan hubungan dalam interaksi sosial : Tahap memulai, menjajaki,
meningkatkan, menyatupadukan, dan mempertalikan
Tahap
yang merenggangkan : Tahap membeda-bedakan, membatasi, memacetkan, menghindari,
dan memutuskan
o Status dan peranan individu dalam
interaksi sosial :
1. Kedudukan :
o Tempat seseorang dalam satu pola
tertentu. Seseorang bisa mempunyai beberapa kedudukan karena memiliki beberapa
pola kehidupan
o Ralph Linton, 3 macam cara
memperoleh status :
1. Ascribed status : Status seseorang yang dicapai
dengan sendirinya tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan, dapat
diperoleh sejak lahir. Co : Anak yang lagir dari keluarga bangsawan, dengan
sendirinya langsung memperoleh status bangsawan
2. Achieved status : Status yanh diperoleh seseorang
dengan usaha-usaha yang disengaja, tergantung kemampuan individu, dan terbuka
bagi siapa saja. Co : Setiap orang dapat menjadi hakim asalkan dapat memenuhi
kriterianya
3. Assigned status : Status yang diperoleh
dari pemberian pihak lain. Mempunyai hubungan erat dengan achieved status. Co :
Gelar pahlawan revolusi
o Konflik status : Konflik batin
yang dialami seseorang sebagai akibat adanya beberapa status yang dimilikinya
yang saling bertentangan. Co : Ibu Hermin seorang guru yang harus ke sekolah
tiap hari kerja, tapi dia juga seorang ibu rumah tangga yang harus merawat
anak-anaknya. Dia bingung untuk memilih jadi ibu rumah tangga saja atau guru
saja
2. Peranan sosial :
o Perilaku yang diharapkan sesuai
dengan status yang dimilikinya
o Contoh konflik peranan : Sebagai
ketua PKK, Ibu Hermin harus menghadiri rapat, namun pada saat yang bersamaan,
ia harus mengantarkan anaknya ke rumah saki
o Untuk mengukur akrab tidaknya
seseorang, digunakan sosiometri :
1. Makin sering seseorang bergaul
dengan orang lain, hubungannya akan semakin baik, dan sebaliknya. Sering tidaknya
seseorang bergaul disebut frekuensi dalam pergaulan
2. Dari intim tidaknya seseorang
dalam bergaul dapat diketahui intensitas pergaulannya. Banyak
sedikitnya teman bergaul seseorang dai masyarakat disebut popularitas
3. Memilih atau menolak siapa yang
akan dijadikan teman disebut tindakan pemilihan
o Keteraturan sosial : Setiap individu melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan peranan yang dimilikinya, sesuai nilai dan
norma. Konflik sosial : Individu tidak melaksanakan hak dan
kewajibannya kepada orang lain
o Menurut proses terbentuknya,
keteraturan sosial terjadi melalui tahap-tahap :
1. Tertib sosial : Kondisi kehidupan suatu
masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur, dimana individu bertindak sesuai
hak dan kewajibannya
2. Order : Sistem norma dan nilai sosial
yang berkembang, diakui, dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat
3. Keajegan : Kondisi keteraturan yang tetap
dan tidak berubah
4. Pola : Corak hubungan yang tetap atau
ajeg dalam interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota masyarakat
atau kelompok
o Bentuk-bentuk interaksi sosial
menurut gillin yaitu : asosiatif dan disasosiatif
o Interaksi sosial yang bersifat
asosiatif :
1. Kerja sama :
o Kerukunan : Gotong royong
o Bergaining : Pelaksanaan perjanjian pertukaran
barang & jasa antara 2 organisasi/lebih
o Kooptasi : Proses penerimaan unsur-unsur
baru dalam kepemimpinan & pelaksanaan politik organisasi
o Koalisi : Kombinasi antara 2
organisasi/lebih yang mempunyai tujuan sama. Dapat menghasilkan keadaan yang
tidak stabil sebab kedua organisasi memiliki struktur tersendiri
o Joint-venture : Kerja sama dalam pengusahaan
proyek tertentu
2. Akomodasi :
o Koersi : Akomodasi melalui paksaan
secara fisik
o Kompromi : Akomodasi dimana pihak yang
terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
o Arbitrasi : Cara untuk mencapai kompromi
melalui pihak ketiga, sebab pihak yang bertikai tidak dapat menyelesaikan
masalahnya sendiri. Pihak ketiga dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan
yang berwenang
o Mediasi : Mirip dengan arbitrasi, hanya
saja pihak ketiganya netral, sebagai penasihat yang mengusahakan jalan damai,
tetapi tidak memiliki wewenang dalam mengambil keputusan
o Konsiliasi : Usaha mempertemukan
keinginan-keinginan dari pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan
o Toleransi : Akomodasi yang terjadinya tanpa
persetujuan yang sifatnya formal. Timbul secara tidak sadar dan spontan akibat
reaksi alamiah individu/kelompok yang ingin menghindari perselisihan
o Stalemate : Pihak yang bertingkai
memiliki kekuatan yang seimbang hingga pada akhirnya pertikaian tersebut
berhenti pada titik tertentu
o Ajudikasi : Menyelesaikan masalah melalui
pengadilan
o Segresi : Masing-masing pihak memisahkan
diri dan saling menghindari dalam rangka mengurangi ketegangan
o Eliminasi : Pengunduran diri slaah satu
pihak karena mengalah
o Subjugation/domination : Pihak yang memiliki
kekuatan besar untuk meminta pihak lain menaatinya
o Keputusan mayoritas : Keputusan diambil
berdarkan suara terbanyak
o Minority consent : Golongan minoritas yang
tidak merasa dikalahkan, tapi dapat melakukan kegiatan bersama
o Konversi : Penyelesaian konflik di
mana salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain
o Gencatan senjata : Penangguhan permusuhan
dalam jangka waktu tertentu
3. Asimilasi : Usaha mengurangi
perbedaan antarindividu/antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan
berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama
4. Akulturasi : Berpadunya 2 kebudayaan yang
berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri
kepribadian masing-masing
o Interaksi sosial yang bersifat
disosiatif :
1. Persaingan : Perjuangan berbagai pihak untuk
mencapai suatu tujuan tertentu
2. Kontravensi : Bentuk proses sosial yang
berada antara persaingan dan pertentangan. Ditandai oleh ketidakpuasan dan
ketidak pastian mengenai diri seseorang, rencana dan perasaan tidak suka yang
disembunyikan, atau kebencian dan keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.
Bersifat rahasia
3. Pertentangan/konflik : Perjuangan individu/kelompok
sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Disertai
ancaman dan kekerasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar