Halooo.... Semoga bermanfaat

Jumat, 18 Maret 2016

Makalah Amerika Latin - Penaklukan Bangsa Spanyol di Amerika Latin



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.      Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.      Apa yang menjadi motivasi penjelajahan bangsa Spanyol di Amerika Latin?
2.      Bagaimana cara bangsa Spanyol menaklukkan Amerika Latin?
3.      Bagaimana dampak dari penaklukkan bangsa Spanyol di Amerika Latin?
4.      Nilai-nilai kehidupan apakah yang dapat diambil dari proses penaklukkan Amerika Latin oleh Spanyol?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Mendeskripsikan motivasi penjelajahan bangsa Spanyol di Amerika Latin
2.      Mendeskripsikan cara penaklukkan bangsa Spanyol di Amerika Latin
3.      Mendeskripsikan dampak dari penaklukkan bangsa Spanyol di Amerika Latin
4.      Menemukan nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam proses penaklukkan bangsa Spanyol di Amerika Latin

D.     Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode:
1.      Studi Pustaka
2.      Eksplorasi internet

BAB II
MOTIVASI PENJELAJAHAN BANGSA SPANYOL DI AMERIKA LATIN
BAB III
CARA BANGSA SPANYOL MENAKLUKKAN AMERIKA LATIN
1.      Proses Penaklukkan Bangsa Spanyol di Amerika Latin
Kedatangan bangsa Spanyol ke Amerika Latin diawali dengan berbagai ekspedisi dan eksplorasi yang disponsori oleh pihak kerajaan. Ekspedisi yang awalnya dilakukan untuk menemukan jalur baru menuju Asia ini justru mendorong penemuan daerah-daerah baru di Amerika dan menjadi awal bagi pendudukan Spanyol atas wilayah Amerika Latin. Ekspedisi-ekspedisi tersebut antara lain:
a.      Christopher Columbus
Pada masanya, Columbus termasuk orang yang memiliki visi untuk menemukan jalur baru menuju Cina melalui Eropa, menuju Jepang hingga akhirnya sampai ke Cina. Setelah gagal mendapat sponsor dari Portugal, Ratu Isabella dari Spanyol bersedia untuk mensponsori ekspedisi Columbus. Ratu Isabella menyetujui sebuah kontrak untuk Columbus yang menyatakan Columbus akan diangkat sebagai admiral, raja muda, dan gubernur dari wilayah yang nantinya ia temukan dan menjanjikan pembagian keuntungan yang besar kepada Columbus.
            Pada 3 Agustus 1492 Columbus memulai ekspedisinya dengan tiga kapal dan pada tanggal 12 Oktober 1492 rombongannya mendarat di sebuah pulau yang terletak di wilayah Kepulauan Bahasam yang dinatamai San Salvador oleh Columbus. Pelayaran kemudian dilanjutkan sampai ke berbagai daerah di benua Amerika yang menghasilkan berbagai penemuan daerah baru yang dikenal sebagai Kuba, Republik Dominika, dan Haiti.
            Walaupun Columbus tidak berhasil menemukan jalur menuju Asia, penemuan daerah-daerah baru di Amerika mendorong minat para petualang Spanyol untuk turut serta dalam ekspedisi kedua dan ketiga dari Columbus atas dorongan untuk mencari emas dan rempah sehingga ekspedisi Columbus ke Amerika menjadi awal dari arus kedatangan bangsa Spanyol ke wilayah Amerika Latin. (Keen, 2009:55-56)

b.      Hernando Cortes
Ekspedisi Hernando Cortes menuju pesisir Meksiko awalnya disponsori oleh gubernur Kuba Diego Velasquez melalui perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1518. Cortes lalu melakukan ekspedisinya di sekitar pesisir Meksiko sampai ke wilayah pedalamannya yang dikuasai oleh Suku Aztec. Selain itu ortes juga merambah sampai ke sekitar Semenanjung Yucatan.
            Untuk bisa menguasai daerah yang menjadi wilayah kekuasaan Suku Aztec, cortes bersekutu dengan suku yang menjadi musuh Aztec yaitu Suku Tlaxcala yang telah terlibat perang menghadapi Aztec sejak lama. Melalui banyak pertempuran dan penaklukkan kota, akhirnya Cortes dan pasukannya berhasil menguasai wilayah Aztec pada tahun 1521 dan wilayah tersebut secara resmi dinyatakan sebagai bagian dari Imperium Spanyol pada tahun 1536. (Wikipedia, Spanish Conquest of the Aztec Empire)

c.       Penaklukkan Suku Maya
Suku Maya yang berdomisili di wilayah utara dan tengah dari Semenanjung Yukatan sampai dengan daerah Guatemala berbeda dengan suku Aztec maupun Inca dalam hal pemusatan kekuasaan. Suku Maya tidak memiliki suatu pusat pemerintahan politis melainkan terdiri dari beberapa negara bagian yang independen sehingga untuk bisa menaklukkannya bangsa Spanyol harus mengalahkan mereka satu per satu.
            Daerah Suku Maya sebenarnya sudah mulai dikenal dan dijelajahi sejak tahun 1511, namun usaha penaklukkan yang sebenarnya baru dimulai pada tahun 1527 oleh Fransisco de Montejo yang berhasil melobi Raja Spanyol agar memberinya hak untuk menaklukkan Yucatan. Pada kedatangan Montejo yang pertama kali di Yucatan, para kepala suku lokal setuju untuk mengakui kedaulatan Kerajaan Spanyol karena mereka sudah mengetahui keberhasilan Spanyol menjatuhkan Imperium Aztec. Namun ternyata saat Spanyol sudah mulai memasuki daerah pedalaman, kota-kota yang ada di sana telah ditinggalkan oleh para rakyat pribumi sehingga akhirnya Montejo memutuskan pergi ke Meksiko untuk mengumpulkan pasukan dalam jumlah yang lebih besar.
            Pada tahun 1531 Montejo kembali mencoba menaklukkan Suku Maya, dimulai dari kota pelabuhan di Meksiko yang bernama Campeche. Ia juga mengirimkan putranya, Montejo Junior, untuk menemui para kepala suku Maya yang kemudian bersumpah untuk menjadi sukutu Spanyol. Namun setelah Montejo Junior menetapkan kota Chichen Itza sebagai ibukota dari Yucatan-Spanyol, masyarakat pribumi justru bangkit menyerang Spanyol selama beberapa waktu secara terus-menerus sehingga Spanyol terpaksa menyingkir ke Honduras. Montejo juga terus-menerus diserang di bentengnya di Campeche sehingga pada 1535 ia menarik pasukannya ke kota Veracruz dan Yucatan sekali lagi berada di bawah kekuasaan penuh Suku Maya.
            Pada tahun 1540, Montejo Junior yang sudah menerima alih kekuasaan dari ayahnya menyerang Yucatan dengan pasukan besar dan pada 1542 berhasil menguasai kota T’ho yang lalu diganti namanya menjadi Merida. Spanyol kemudian juga memperoleh sekutu penting yaitu kepala suku Tutal Xiu dari Mani yang sudah menjadi penganut Katolik. Suku Xiu merupakan suku yang menguasai Semenanjung Yucatan bagian barat. Beberapa wilayah Suku Maya sudah bersumpah setia pada Spanyol, namun kemudian mereka kembali memberontak setelah merasakan penindasan bangsa Spanyol. Dengan bantuan Suku Xiu, Spanyol berhasil mengalahkan pemberontakan yang dilakukan oleh Suku Maya di wilayah timur Yucatan pada tahun 1546 dan menguasi daerah Suku Maya sepenuhnya. Meskipun demikian, sepanjang sejarah pendudukan Spanyol di Amerika Latin pemberontakan terus dilakukan oleh masyarakat pribumi setempat. (Wikipedia, Spanish conquest of Yucatán)
           
d.      Fransisco Pizzaro
Ekspedisi bangsa Spanyol ke Peru pertama kali dilakukan oleh Fransisco Pizzaro pada tahun 1526-1527 bersama dengan Diego de Almagro. Fransisco Pizzaro kemudian kembali ke Spanyol dan pada tahun 1529 berhasil memperoleh izin dari kerajaan untuk menaklukkan Peru yang dikuasai oleh Suku Inca.
            Pada saat Pizzaro berlayar kembali ke Peru tahun 1531, masyarakat Inca sedang mengalami peperangan perebutan kekuasaan antara Atahualpa dan Huascar. Atahualpa yang memenangkannya kemudian menjadi kaisar Inca dan menjalin hubungan baik dengan rombongan Pizzaro. Meskipun demikian, Atahualpa ternyata melakukan kesalahan dengan menganggap enteng bangsa Spanyol. Saat Atahualpa melanggar kesepakatannya dengan Pizzaro tentang pertemuan di wilayah Cajamarca, Pizzaro langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerang dan berhasil membunuh ratusan orang Inca. Setelah itu Atahualpa menjadi boneka dari Spanyol dan saat Spanyol mencurigai bahwa Atahualpa ingin membangun konspirasi melawan Spanyol, mereka membunuhnya.
Pada tahun 1533 Pizzaro menjadikan kota Cuzco ibukota Inca dan mengangkat Manco Inca yang baru berusia 17 tahun sebagai raja. Kemudian terjadi insiden penculikan istri Manco Inca oleh salah seorang saudara Pizzaro yang menyebabkan rakyat Inca memberontak, belum lagi ditambah dengan penyerangan kota Lima oleh salah seorang jenderal Inca. Situasi kacau ini dimanfaatkan oleh Almagro yang kemudian berhasil merebut kota Cuzco dan mengawali persaingan panjang antara kubu Pizzaro melawan Almagro. Meskipun demikian, Spanyol tetap melaksanakan proses kolonialisasinya di Peru. Setelah Pizzaro menguasai kota Lima pada thaun 1535, di sanalah pertama kali didirikan organisasi politik dan administrated di kawasan Peru. (Keen. 2009: 66-67) (Wikipedia, Spanish conquest of the Inca Empire)

2.      Sistem Pemerintahan Spanyol di Amerika Latin
Untuk melanggengkan kekuasaannya di kawasan Amerika Latin, Spanyol memntuk viceroyalty yang diperintah oleh seorang raja muda. Dua viceroyalty pertama yang dibentuk abad ke-16 di wilayah Amerika Latin adalah Viceroyalty of New Spain dan Viceroyalty of Peru. Viceroyalty of New Spain beribukota di Mexico City dan berdiri dari kurun waktu tahun 1535-1821. Teritorinya mencakup daerah yang sekarang dikenal sebagai California, Texas, barat daya Amerika Serikat, Meksiko, Amerika Tengah (kecuali Panama), Florida, dan Kepulauan Karibia.
      Viceroyalty yang kedua adalah Viceroyalty of Peru yang beribukota di Lima. Viceroyalty of Peru mencakup wilayah Amerika Selatan yang dikuasai oleh Spanyol antara lain yang sekarang dikenal sebagai Peru, Chile, Colombia, Panama, Ekuador, Bolivia, Paraguay, Uruguay, dan Argentina.
      Selain kedua viceroyalty tersebut, pada abad ke-18 Spanyol juga mendirikan dua viceroyalty baru yaitu New Granada dan Rio de la Plata, yang secara bertahap mengurangi wilayah teritori Viceroyalty of Peru. (Wikipedia, Viceroyalty of New Spain) (Wikipedia, Viceroyalty of Peru)

BAB IV
DAMPAK PENAKLUKKAN SPANYOL DI AMERIKA LATIN
Kedatangan bangsa Spanyol ke Amerika Latin memberikan berbagai dampak bagi masyarakat pribumi yang bermukim di wilayah tersebut karena kedatangan bangsa Spanyol yang diikuti dengan kolonialisme, peperangan, dan berbagai kebijakan serta peristiwa lainnya. Dampak tersebut antara lain:
1.      Terkikisnya kebudayaan suku pribumi Amerika Latin
Seiring dengan kedatangan bangsa Spanyol ke Amerika, berubah pula kebudayaan dan populasi suku-suku asli Amerika. Perubahan dari segi populasi dapat dilihat sebagai berikut:
·         Sebelum arus kedatangan bangsa Eropa yang dimotori oleh Columbus, di wilayah Hispaniola terdapat suku pribumi bernama Taino yang berpopulasi sekitar beberapa ratus ribu jiwa. Setelah kedatangan Spanyol jumlah ini menurun drastis sampai hanya berjumlah sekitar enam ratus ribu jiwa. Setelah kedatangan Spanyol jumlah ini menurun drastic sampai hanya berjumlah sekitar enam puluh ribu jiwa pada tahun 1509.
·         Populasi masyarakat Indian di Meksiko menurun jumlahnya sampai dengan 90% pada awal abad 17. Masyarakat pribumi Peru yang berjumlah sekitar 6,5 juta orang sebelum kedatangan Spanyol menurun drastis hingga tinggal 1 juta orang pada awal abad 17.
·         Sampai dengan saat ini mayoritas penduduk wilayah Amerika Latin adalah masyarakat keturunan penduduk pribumi Amerika Latin meskipun sebagian besar dari mereka merupakan orang mestizo (keturunan darah campuran penduduk pribumi Amerika Latin dengan orang Eropa). (Wikipedia)

2.      Meluasnya misi penyebaran agama Katolik
Bangsa Spanyol yang terikat dengan perintah Vatikan berkomitmen untuk mengajarkan agama Katolik pada masyarakat pribumi Amerika Latin. Usaha ini dapat dikatakan cukup berhasil karena pada akhirnya masyarakat pribumi mau menjalankan ajaran Katolik dengan tetap mempertahankan ritual dan kepercayaan tradisional mereka. Berbagai bentuk ekspresi, tradisi, dan barang hasil kebudayaan masyarakat pribumi yang dinilai sebagai penyembahan berhala dihancurkan oleh bangsa Spanyol. (Wikipedia)

3.      Munculnya berbagai penyakit baru di daratan Amerika Latin
Kedatangan bangsa Spanyol dan bangsa Eropa lainnya membawa wabah penyakit baru ke Amerika Latin seperti thypus, cacar, difteri, dan lain-lain. Wabah penyakit ini juga mempengaruhi berkurangnya populasi pribumi Amerika Latin, terutama pada masa peperangan melawan bangsa Spanyol. (Wikipedia)

4.      Meluasnya penggunaan bahasa Spanyol
Bangsa Spanyol sebenarnya tidak menekankan penggunaan bahasa Spanyol kepada suku-suku pribumi di Amerika Latin, secara bertahap terjadi asimilasi antara bahasa Spanyol dengan bahasa asli para penduduk pribumi. Sistem penulisan bahasa Spanyol pun turut diperkenalkan kepada masyarakat pribumi Quechua, Nahuatl, dan Guarani. (Wikipedia)

5.      Merajalelanya perbudakan oleh Spanyol
Sebenarnya sebelum bangsa Spanyol datang ke Amerika Latin pun di sana sudah terjadi praktik perbudakan. Setelah kedatangan Spanyol, perbudakan semakin menjadi karena dua hal, yaitu:
·         Spanyol menerapkan hak encomienda, di mana seorang penakluk Spanyol berhak menerima upeti dan mengambil budak dari wilayah yang berhasil ditaklukkan
·         Spanyol membawa budak-budak baru dari Afrika ke wilayah Amerika untuk dipekerjakan
(Wikipedia)

6.      Emigrasi bangsa Spanyol
Pada abad ke-16 diperkirakan sekitar 140.000 orang Spanyol beremigrasi ke Amerika dan di abad 17 ada 500.000 orang, terutama menuju wilayah Meksiko dan Peru. Sekitar abad ke-19 sampai pertengahan abad 20 sekitar 6 juta orang Spanyol beremigrasi ke Argentina dan menjadi kelompok etnis terbesar kedua di negara tersebut. Pada kurun waktu antara 1930-1970-an ketika terjadi Perang Sipil Spanyol dan naiknya pemerintahan dictator Franco menyebabkan banyak orang Spanyol yang berpindah ke berbagai wilayah di Amerika Latin yang dulunya merupakan bekas wilayah jajahan Spanyol, terutama ke wilayah Kuba, Meksiko, dan Argentina. Meskipun demikian, pasca 1970 muncul fenomena baru yaitu masyarakat Hispanik Amerika yang mulai berpindah ke Spanyol. (Wikipedia)
BAB V
NILAI-NILAI KEHIDUPAN DALAM PROSES PENAKLUKKAN BANGSA SPANYOL DI AMERIKA LATIN
Dalam setiap peristiwa sejarah selalu ada nilai-nilai kehidupan yang bisa dipelajari, diambil, dan diterapkan dalam kehidupan di masa sekarang. Hal ini berlaku pula dalam proses penaklukkan bangsa Spanyol di Amerika Latin. Dari berbagai peristiwa yang telah terjadi selama rangkaian proses tersebut, banyak nilai-nilai kehidupan universal yang bisa diterapkan dalam kehidupan masa sekarang antara lain:
1.      Keberanian
Bangsa Spanyol dikenal sebagai bangsa penjelajah dan penakluk. Hal ini terbukti dari banyaknya daerah baru yang ditemukan oleh para petualang Spanyol, maupun oleh para petualang yang disponsori oleh Kerajaan Spanyol. Penemuan daerah-daerah baru tersebut, yang kemudian diikuti dengan penaklukkan daerah tersebut, merupakan bukti keberanian dari bangsa Spanyol. Tentunya tidak mudah untuk dibayangkan, bagaimana mungkin para petualang Spanyol berani melakukan ekspedisi untuk menemukan jalur pelayaran maupun daerah baru yang belum dikenal atau diketahui sama sekali, yang berarti mereka benar-benar berlayar tanpa ada bantuan peta maupun pendukung navigasi yang akurat. Belum lagi kenyataan bahwa mereka juga tidak tahu masyarakat atau masalah seperti apa yang akan mereka hadapi di wilayah baru yang mereka temukan. Meskipun demikian bangsa Spanyol berhasil membuktikan keberanian mereka dengan terus melakukan berbagai penjelajahan dan penaklukkan yang semakin memashyurkan nama mereka di dunia.

2.      Jiwa petualang
Keberanian yang dimiliki oleh bangsa Spanyol tentunya juga didukung oleh jiwa petualang. Jiwa petualang inilah yang mendorong mereka untuk terus mencari wilayah-wilayah baru, menjelajah sampai ke pedalaman, dan menghadapi masyarakat lokal. Jiwa petualang ini menjaga agar rasa penasaran mereka terus menyala untuk terus menemukan hal-hal baru sehingga walaupun awalnya mereka hanya bertujuan untuk mencari jalur pelayaran baru, mereka justru melanjutkan ekspedisi-ekspedisi mereka untuk menemukan daerah-daerah baru yang semakin menambah kejayaan Kerajaan Spanyol sebagai bangsa penakluk.

3.      Daya juang
Masyarakat pribumi Amerika Latin juga dapat menjadi teladan nilai kehidupan. Meskipun secara strategi dan persenjataan mereka akhirnya dapat dikalahkan oleh Spanyol, selama Spanyol berada di Amerika Latin mereka terus melakukan perlawanan tanpa henti untuk membela suku bangsa dan wilayah yang mereka miliki.

4.      Penghargaan terhadap nilai-nilai tradisional
Meskipun bangsa Spanyol datang ke Amerika Latin dengan membawa agama dan kebudayaan baru, masyarakat pribumi Amerika Latin tetap dapat mempertahankan nilai-nilai dan kebudayaan tradisional mereka. Hal ini antara lain dapat mereka tunjukkan melalui praktik religius mereka, di mana mereka tetap melaksanakan ritual tradisional mereka walaupun mereka juga telah menerima ajaran Katolik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar