BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Apa
yang menjadi motivasi penjelajahan bangsa Spanyol di Amerika Latin?
2.
Bagaimana
cara bangsa Spanyol menaklukkan Amerika Latin?
3.
Bagaimana
dampak dari penaklukkan bangsa Spanyol di Amerika Latin?
4.
Nilai-nilai
kehidupan apakah yang dapat diambil dari proses penaklukkan Amerika Latin oleh
Spanyol?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.
Mendeskripsikan
motivasi penjelajahan bangsa Spanyol di Amerika Latin
2.
Mendeskripsikan
cara penaklukkan bangsa Spanyol di Amerika Latin
3.
Mendeskripsikan
dampak dari penaklukkan bangsa Spanyol di Amerika Latin
4.
Menemukan
nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam proses penaklukkan bangsa Spanyol di
Amerika Latin
D.
Metode
Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode:
1.
Studi
Pustaka
2.
Eksplorasi
internet
BAB II
MOTIVASI
PENJELAJAHAN BANGSA SPANYOL DI AMERIKA LATIN
BAB III
CARA BANGSA
SPANYOL MENAKLUKKAN AMERIKA LATIN
1.
Proses
Penaklukkan Bangsa Spanyol di Amerika Latin
Kedatangan bangsa Spanyol
ke Amerika Latin diawali dengan berbagai ekspedisi dan eksplorasi yang
disponsori oleh pihak kerajaan. Ekspedisi yang awalnya dilakukan untuk menemukan
jalur baru menuju Asia ini justru mendorong penemuan daerah-daerah baru di
Amerika dan menjadi awal bagi pendudukan Spanyol atas wilayah Amerika Latin.
Ekspedisi-ekspedisi tersebut antara lain:
a.
Christopher
Columbus
Pada masanya, Columbus termasuk orang
yang memiliki visi untuk menemukan jalur baru menuju Cina melalui Eropa, menuju
Jepang hingga akhirnya sampai ke Cina. Setelah gagal mendapat sponsor dari
Portugal, Ratu Isabella dari Spanyol bersedia untuk mensponsori ekspedisi Columbus. Ratu Isabella
menyetujui sebuah kontrak untuk Columbus yang menyatakan Columbus akan diangkat
sebagai admiral, raja muda, dan gubernur dari wilayah yang nantinya ia temukan
dan menjanjikan pembagian keuntungan yang besar kepada Columbus.
Pada 3 Agustus 1492 Columbus memulai
ekspedisinya dengan tiga kapal dan pada tanggal 12 Oktober 1492 rombongannya
mendarat di sebuah pulau yang terletak di wilayah Kepulauan Bahasam yang
dinatamai San Salvador oleh Columbus. Pelayaran kemudian dilanjutkan sampai ke
berbagai daerah di benua Amerika yang menghasilkan berbagai penemuan daerah
baru yang dikenal sebagai Kuba, Republik Dominika, dan Haiti.
Walaupun Columbus tidak
berhasil menemukan jalur menuju Asia, penemuan daerah-daerah baru di Amerika
mendorong minat para petualang Spanyol untuk turut serta dalam ekspedisi kedua
dan ketiga dari Columbus atas dorongan untuk mencari emas dan rempah sehingga
ekspedisi Columbus ke Amerika menjadi awal dari arus kedatangan bangsa Spanyol
ke wilayah Amerika Latin. (Keen, 2009:55-56)
b.
Hernando
Cortes
Ekspedisi Hernando Cortes menuju
pesisir Meksiko awalnya disponsori oleh gubernur Kuba Diego Velasquez melalui
perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1518. Cortes lalu melakukan
ekspedisinya di sekitar pesisir Meksiko sampai ke wilayah pedalamannya yang
dikuasai oleh Suku Aztec. Selain itu ortes juga merambah sampai ke sekitar
Semenanjung Yucatan.
Untuk bisa menguasai
daerah yang menjadi wilayah kekuasaan Suku Aztec, cortes bersekutu dengan suku
yang menjadi musuh Aztec yaitu Suku Tlaxcala yang telah terlibat perang
menghadapi Aztec sejak lama. Melalui banyak pertempuran dan penaklukkan kota,
akhirnya Cortes dan pasukannya berhasil menguasai wilayah Aztec pada tahun 1521
dan wilayah tersebut secara resmi dinyatakan sebagai bagian dari Imperium
Spanyol pada tahun 1536. (Wikipedia, Spanish
Conquest of the Aztec Empire)
c.
Penaklukkan
Suku Maya
Suku Maya yang berdomisili di wilayah
utara dan tengah dari Semenanjung Yukatan sampai dengan daerah Guatemala
berbeda dengan suku Aztec maupun Inca dalam hal pemusatan kekuasaan. Suku Maya
tidak memiliki suatu pusat pemerintahan politis melainkan terdiri dari beberapa
negara bagian yang independen sehingga untuk bisa menaklukkannya bangsa Spanyol
harus mengalahkan mereka satu per satu.
Daerah Suku Maya sebenarnya
sudah mulai dikenal dan dijelajahi sejak tahun 1511, namun usaha penaklukkan
yang sebenarnya baru dimulai pada tahun 1527 oleh Fransisco de Montejo yang
berhasil melobi Raja Spanyol agar memberinya hak untuk menaklukkan Yucatan.
Pada kedatangan Montejo yang pertama kali di Yucatan, para kepala suku lokal
setuju untuk mengakui kedaulatan Kerajaan Spanyol karena mereka sudah
mengetahui keberhasilan Spanyol menjatuhkan Imperium Aztec. Namun ternyata saat
Spanyol sudah mulai memasuki daerah pedalaman, kota-kota yang ada di sana telah
ditinggalkan oleh para rakyat pribumi sehingga akhirnya Montejo memutuskan
pergi ke Meksiko untuk mengumpulkan pasukan dalam jumlah yang lebih besar.
Pada tahun 1531 Montejo
kembali mencoba menaklukkan Suku Maya, dimulai dari kota pelabuhan di Meksiko
yang bernama Campeche. Ia juga mengirimkan putranya, Montejo Junior, untuk
menemui para kepala suku Maya yang kemudian bersumpah untuk menjadi sukutu
Spanyol. Namun setelah Montejo Junior menetapkan kota Chichen Itza sebagai ibukota
dari Yucatan-Spanyol, masyarakat pribumi justru bangkit menyerang Spanyol
selama beberapa waktu secara terus-menerus sehingga Spanyol terpaksa menyingkir
ke Honduras. Montejo juga terus-menerus diserang di bentengnya di Campeche
sehingga pada 1535 ia menarik pasukannya ke kota Veracruz dan Yucatan sekali
lagi berada di bawah kekuasaan penuh Suku Maya.
Pada tahun 1540, Montejo
Junior yang sudah menerima alih kekuasaan dari ayahnya menyerang Yucatan dengan
pasukan besar dan pada 1542 berhasil menguasai kota T’ho yang lalu diganti
namanya menjadi Merida. Spanyol kemudian juga memperoleh sekutu penting yaitu
kepala suku Tutal Xiu dari Mani yang sudah menjadi penganut Katolik. Suku Xiu
merupakan suku yang menguasai Semenanjung Yucatan bagian barat. Beberapa
wilayah Suku Maya sudah bersumpah setia pada Spanyol, namun kemudian mereka
kembali memberontak setelah merasakan penindasan bangsa Spanyol. Dengan bantuan
Suku Xiu, Spanyol berhasil mengalahkan pemberontakan yang dilakukan oleh Suku
Maya di wilayah timur Yucatan pada tahun 1546 dan menguasi daerah Suku Maya
sepenuhnya. Meskipun demikian, sepanjang sejarah pendudukan Spanyol di Amerika
Latin pemberontakan terus dilakukan oleh masyarakat pribumi setempat.
(Wikipedia, Spanish conquest of Yucatán)
d.
Fransisco
Pizzaro
Ekspedisi bangsa Spanyol ke Peru pertama kali dilakukan oleh Fransisco
Pizzaro pada tahun 1526-1527 bersama dengan Diego de Almagro. Fransisco Pizzaro
kemudian kembali ke Spanyol dan pada tahun 1529 berhasil memperoleh izin dari
kerajaan untuk menaklukkan Peru yang dikuasai oleh Suku Inca.
Pada saat Pizzaro
berlayar kembali ke Peru tahun 1531, masyarakat Inca sedang mengalami
peperangan perebutan kekuasaan antara Atahualpa dan Huascar. Atahualpa yang
memenangkannya kemudian menjadi kaisar Inca dan menjalin hubungan baik dengan
rombongan Pizzaro. Meskipun demikian, Atahualpa ternyata melakukan kesalahan
dengan menganggap enteng bangsa Spanyol. Saat Atahualpa melanggar
kesepakatannya dengan Pizzaro tentang pertemuan di wilayah Cajamarca, Pizzaro
langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerang dan berhasil membunuh ratusan
orang Inca. Setelah itu Atahualpa menjadi boneka dari Spanyol dan saat Spanyol mencurigai
bahwa Atahualpa ingin membangun konspirasi melawan Spanyol, mereka membunuhnya.
Pada tahun 1533 Pizzaro menjadikan
kota Cuzco ibukota Inca dan mengangkat Manco Inca yang baru berusia 17 tahun
sebagai raja. Kemudian terjadi insiden penculikan istri Manco Inca oleh salah
seorang saudara Pizzaro yang menyebabkan rakyat Inca memberontak, belum lagi
ditambah dengan penyerangan kota Lima oleh salah seorang jenderal Inca. Situasi
kacau ini dimanfaatkan oleh Almagro yang kemudian berhasil merebut kota Cuzco
dan mengawali persaingan panjang antara kubu Pizzaro melawan Almagro. Meskipun
demikian, Spanyol tetap melaksanakan proses kolonialisasinya di Peru. Setelah
Pizzaro menguasai kota Lima pada thaun 1535, di sanalah pertama kali didirikan
organisasi politik dan administrated di kawasan Peru. (Keen. 2009: 66-67)
(Wikipedia, Spanish conquest of the Inca
Empire)
2.
Sistem
Pemerintahan Spanyol di Amerika Latin
Untuk
melanggengkan kekuasaannya di kawasan Amerika Latin, Spanyol memntuk
viceroyalty yang diperintah oleh seorang raja muda. Dua viceroyalty pertama
yang dibentuk abad ke-16 di wilayah Amerika Latin adalah Viceroyalty of New
Spain dan Viceroyalty of Peru. Viceroyalty of New Spain beribukota di Mexico
City dan berdiri dari kurun waktu tahun 1535-1821. Teritorinya mencakup daerah
yang sekarang dikenal sebagai California, Texas, barat daya Amerika Serikat,
Meksiko, Amerika Tengah (kecuali Panama), Florida, dan Kepulauan Karibia.
Viceroyalty yang kedua adalah Viceroyalty of Peru yang
beribukota di Lima. Viceroyalty of Peru mencakup wilayah Amerika Selatan yang
dikuasai oleh Spanyol antara lain yang sekarang dikenal sebagai Peru, Chile,
Colombia, Panama, Ekuador, Bolivia, Paraguay, Uruguay, dan Argentina.
Selain
kedua viceroyalty tersebut, pada abad ke-18 Spanyol juga mendirikan dua
viceroyalty baru yaitu New Granada dan Rio de la Plata, yang secara bertahap
mengurangi wilayah teritori Viceroyalty of Peru. (Wikipedia, Viceroyalty of New Spain) (Wikipedia, Viceroyalty of Peru)
BAB IV
DAMPAK
PENAKLUKKAN SPANYOL DI AMERIKA LATIN
Kedatangan
bangsa Spanyol ke Amerika Latin memberikan berbagai dampak bagi masyarakat
pribumi yang bermukim di wilayah tersebut karena kedatangan bangsa Spanyol yang
diikuti dengan kolonialisme, peperangan, dan berbagai kebijakan serta peristiwa
lainnya. Dampak tersebut antara lain:
1.
Terkikisnya
kebudayaan suku pribumi Amerika Latin
Seiring dengan kedatangan bangsa Spanyol ke Amerika, berubah pula
kebudayaan dan populasi suku-suku asli Amerika. Perubahan dari segi populasi dapat
dilihat sebagai berikut:
·
Sebelum
arus kedatangan bangsa Eropa yang dimotori oleh Columbus, di wilayah Hispaniola
terdapat suku pribumi bernama Taino yang berpopulasi sekitar beberapa ratus
ribu jiwa. Setelah kedatangan Spanyol jumlah ini menurun drastis sampai hanya
berjumlah sekitar enam ratus ribu jiwa. Setelah kedatangan Spanyol jumlah ini
menurun drastic sampai hanya berjumlah sekitar enam puluh ribu jiwa pada tahun
1509.
·
Populasi
masyarakat Indian di Meksiko menurun jumlahnya sampai dengan 90% pada awal abad
17. Masyarakat pribumi Peru yang berjumlah sekitar 6,5 juta orang sebelum
kedatangan Spanyol menurun drastis hingga tinggal 1 juta orang pada awal abad
17.
·
Sampai
dengan saat ini mayoritas penduduk wilayah Amerika Latin adalah masyarakat
keturunan penduduk pribumi Amerika Latin meskipun sebagian besar dari mereka
merupakan orang mestizo (keturunan darah campuran penduduk pribumi Amerika
Latin dengan orang Eropa). (Wikipedia)
2.
Meluasnya
misi penyebaran agama Katolik
Bangsa Spanyol yang terikat dengan perintah Vatikan berkomitmen untuk
mengajarkan agama Katolik pada masyarakat pribumi Amerika Latin. Usaha ini
dapat dikatakan cukup berhasil karena pada akhirnya masyarakat pribumi mau
menjalankan ajaran Katolik dengan tetap mempertahankan ritual dan kepercayaan
tradisional mereka. Berbagai bentuk ekspresi, tradisi, dan barang hasil
kebudayaan masyarakat pribumi yang dinilai sebagai penyembahan berhala
dihancurkan oleh bangsa Spanyol. (Wikipedia)
3.
Munculnya
berbagai penyakit baru di daratan Amerika Latin
Kedatangan bangsa Spanyol dan bangsa Eropa lainnya membawa wabah penyakit
baru ke Amerika Latin seperti thypus, cacar, difteri, dan lain-lain. Wabah
penyakit ini juga mempengaruhi berkurangnya populasi pribumi Amerika Latin,
terutama pada masa peperangan melawan bangsa Spanyol. (Wikipedia)
4.
Meluasnya
penggunaan bahasa Spanyol
Bangsa Spanyol sebenarnya tidak menekankan penggunaan bahasa Spanyol
kepada suku-suku pribumi di Amerika Latin, secara bertahap terjadi asimilasi
antara bahasa Spanyol dengan bahasa asli para penduduk pribumi. Sistem
penulisan bahasa Spanyol pun turut diperkenalkan kepada masyarakat pribumi
Quechua, Nahuatl, dan Guarani. (Wikipedia)
5.
Merajalelanya
perbudakan oleh Spanyol
Sebenarnya sebelum bangsa Spanyol datang ke Amerika Latin pun di sana sudah
terjadi praktik perbudakan. Setelah kedatangan Spanyol, perbudakan semakin
menjadi karena dua hal, yaitu:
·
Spanyol
menerapkan hak encomienda, di mana seorang penakluk Spanyol berhak menerima
upeti dan mengambil budak dari wilayah yang berhasil ditaklukkan
·
Spanyol
membawa budak-budak baru dari Afrika ke wilayah Amerika untuk dipekerjakan
(Wikipedia)
6.
Emigrasi
bangsa Spanyol
Pada abad ke-16 diperkirakan sekitar 140.000 orang Spanyol beremigrasi ke
Amerika dan di abad 17 ada 500.000 orang, terutama menuju wilayah Meksiko dan
Peru. Sekitar abad ke-19 sampai pertengahan abad 20 sekitar 6 juta orang
Spanyol beremigrasi ke Argentina dan menjadi kelompok etnis terbesar kedua di
negara tersebut. Pada kurun waktu antara 1930-1970-an ketika terjadi Perang
Sipil Spanyol dan naiknya pemerintahan dictator Franco menyebabkan banyak orang
Spanyol yang berpindah ke berbagai wilayah di Amerika Latin yang dulunya
merupakan bekas wilayah jajahan Spanyol, terutama ke wilayah Kuba, Meksiko, dan
Argentina. Meskipun demikian, pasca 1970 muncul fenomena baru yaitu masyarakat
Hispanik Amerika yang mulai berpindah ke Spanyol. (Wikipedia)
BAB V
NILAI-NILAI
KEHIDUPAN DALAM PROSES PENAKLUKKAN BANGSA SPANYOL DI AMERIKA LATIN
Dalam setiap
peristiwa sejarah selalu ada nilai-nilai kehidupan yang bisa dipelajari,
diambil, dan diterapkan dalam kehidupan di masa sekarang. Hal ini berlaku pula
dalam proses penaklukkan bangsa Spanyol di Amerika Latin. Dari berbagai
peristiwa yang telah terjadi selama rangkaian proses tersebut, banyak
nilai-nilai kehidupan universal yang bisa diterapkan dalam kehidupan masa
sekarang antara lain:
1.
Keberanian
Bangsa Spanyol dikenal sebagai bangsa penjelajah dan penakluk. Hal ini
terbukti dari banyaknya daerah baru yang ditemukan oleh para petualang Spanyol,
maupun oleh para petualang yang disponsori oleh Kerajaan Spanyol. Penemuan
daerah-daerah baru tersebut, yang kemudian diikuti dengan penaklukkan daerah
tersebut, merupakan bukti keberanian dari bangsa Spanyol. Tentunya tidak mudah
untuk dibayangkan, bagaimana mungkin para petualang Spanyol berani melakukan
ekspedisi untuk menemukan jalur pelayaran maupun daerah baru yang belum dikenal
atau diketahui sama sekali, yang berarti mereka benar-benar berlayar tanpa ada
bantuan peta maupun pendukung navigasi yang akurat. Belum lagi kenyataan bahwa
mereka juga tidak tahu masyarakat atau masalah seperti apa yang akan mereka
hadapi di wilayah baru yang mereka temukan. Meskipun demikian bangsa Spanyol
berhasil membuktikan keberanian mereka dengan terus melakukan berbagai
penjelajahan dan penaklukkan yang semakin memashyurkan nama mereka di dunia.
2.
Jiwa
petualang
Keberanian yang dimiliki oleh bangsa Spanyol tentunya juga didukung oleh
jiwa petualang. Jiwa petualang inilah yang mendorong mereka untuk terus mencari
wilayah-wilayah baru, menjelajah sampai ke pedalaman, dan menghadapi masyarakat
lokal. Jiwa petualang ini menjaga agar rasa penasaran mereka terus menyala
untuk terus menemukan hal-hal baru sehingga walaupun awalnya mereka hanya
bertujuan untuk mencari jalur pelayaran baru, mereka justru melanjutkan
ekspedisi-ekspedisi mereka untuk menemukan daerah-daerah baru yang semakin
menambah kejayaan Kerajaan Spanyol sebagai bangsa penakluk.
3.
Daya
juang
Masyarakat pribumi Amerika Latin juga dapat menjadi teladan nilai
kehidupan. Meskipun secara strategi dan persenjataan mereka akhirnya dapat
dikalahkan oleh Spanyol, selama Spanyol berada di Amerika Latin mereka terus
melakukan perlawanan tanpa henti untuk membela suku bangsa dan wilayah yang
mereka miliki.
4.
Penghargaan
terhadap nilai-nilai tradisional
Meskipun bangsa Spanyol datang ke Amerika Latin dengan membawa agama dan
kebudayaan baru, masyarakat pribumi Amerika Latin tetap dapat mempertahankan
nilai-nilai dan kebudayaan tradisional mereka. Hal ini antara lain dapat mereka
tunjukkan melalui praktik religius mereka, di mana mereka tetap melaksanakan
ritual tradisional mereka walaupun mereka juga telah menerima ajaran Katolik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar