Halooo.... Semoga bermanfaat

Jumat, 18 Maret 2016

Makalah Amerika Latin - PERDAGANGAN BUDAK



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Amerika latin merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam, daerah ini juga menjadi salah satu tujuan bangsa barat untuk dijadikan sebagai tanah jajahannya. Hal ini menjadi wajar sebab bila daerah ini dapat dikuasai maka kekayaan alamnya juga akan dapat dikuasai. Selain karena kekayaan alamnya daerah ini juga memiliki tanah yang sangat subur.
Berkaitan dengan itu maka seperti di derah lainnya di dunia ini maka di Amerika Latin juga tidak dapat dilepaskan dari apa yang kita kenal dengan perbudakan. Perbudakan ini merupakan keuntungan yang sangat penting bagi negara penjajah atau negara kolonial. Sebab dengan tenaga budak itu lah kegiatan perekonomian dijalankan, baik itu di perkebunan maupun di pabrik-pabrik milik pemerintahan kolonial.
Para budak yang dipekerjakan di Amerika Latin kebanyakan atau bahkan semuanya berasal dari Afrika. Orang-orang Negro-lah yang kebanyakan menjadi tenaga budak, yang memang mereka lah mampu beradaptasi dengan iklim yang tidak menentu, dan tenaganya yang sangat kuat. Para budak yang berasal dari Afrika ini memang dibawa secara khusus dari Afrika, yang nantinya terkenal dengan sebutan Segi Tiga Emas Perdagangan Budak.
Pada perkembangannya budak juga mengalami perubahan, mereka mulai memahami arti kebebasan. Memang kebebasan itu tidak mereka dapatkan secara Cuma-Cuma, tetapi murni mereka sendiri yang mengusahakannya. Dalam memperjuangkan kebebasannya para budak menempuhnya dengan melakukan perlawanan, misalnya dengan pemogokkan maupun dengan perlawanan bersenjata.



B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dengan lebih lanjut dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut ini:
1)      Bagaimana latar belakang munculnya perbudakan di Amerika Latin?
2)      Bagaimana jalur segi tiga emas perdagangan budak?
3)      Apa dampak positif dan negative dari perdangangan budak bagi Amerika Latin?
4)      Bagaimana usaha yang dilakukan untuk memperjuangkan kebebasan para budak?

C.      Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah
1.      Untuk mengetahui latar belakang munculnya perbudakan di Amerika Latin.
2.      Untuk mengetahui jalur segi tiga emas perdagangan budak
3.      Untuk mengetahui dampak positif dan negative dari perdangangan budak bagi Amerika Latin.
4.      Untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan untuk memperjuangkan kebebasan para budak.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Munculnya Perbudakan di Amerika Latin
Orang-orang Eropa datang ke Amerika Latin karena adanya semangat penjelajahan samudra dan keinginan untuk membuktikan bahwa bumi ini bulat serta adanya semboyan 3 G (Glory,Giospel, Gold ), tetapi setelah mengetahui bahwa Amerika Latin merupakan wilayah yang subur dan kaya akan kekayaan alam maka orang-orang Eropa ingin menguasai Amerika Latin dan menjadikannya koloni, karena tanahnya yang subur dapat dijadikan perkebunan-perkebunan dengan tanaman eksport yang menjadi kebutuhan terpenting mereka dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan yaitu menguasai wilayah Amerika Latin maka orang-orang Eropa memperbudak penduduk asli (Indian) khususnya di daerah-daerah yang strategis dan tanahnya subur yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi orang-orang Eropa. Daerah yang dijadikan daerah koloni misalnya Kepulauan Karibia dimana terdiri dari banyak negara antara lain: Haiti, Kuba, Republik Dominika, Jamaika. Bahamas, Barbados, dan Trinidad Tobago.
Sebelum ada perdagangan budak, yang datang pertama kali ke Amerika adalah para penjelajah Portugis yang mendarat di Pantai Gading yang sekarang dikenal dengan wilayah Ghana pada tahun 1471. Para penjelajah Portugis ini veronika mulai berniaga dengan penduduk di sepanjang pesisir pantai Gading atau Pantai Guinca. Pada mulanya barang dagangan mereka yang utama adalah gading, lada, dan serbuk emas, dari perniagaan Portugis itu banyak mendatangkan keuntungan yang besar. Keberhasilan perniagaan Portugis di Afrika yaitu di Pantai Gading terdengar oleh orang-orang Eropa yang lain seperti Belanda, Inggris, dan Perancis, sehingga merekapun datang menyusul Portugis di Afrika untuk menguasai dan mengambil kekayaannya. Dan menjelang abad ke-18 serangkaian benteng Eropa berdiri di sepanjang Pantai Emas atau Pesisir Guinea. Pada akhirnya perdagangan emas menjadi kegiatan kedua sesudah lalu lintas manusia. Perdagangan manusia itu untuk dijadikan budak pada daerah perkebunan, apalagi perkebunan, pabrik dan pertambangan di daerah koloni mereka di Amerika khususnya di Amerika Latin yang membutuhkan tenaga kerja yang murah dalam jumlah besar, maka perbudakan menjadi sangat penting sebab perdagangan budak merupakan keuntungan komoditas eksport yang utama bagi Eropa.
Orang-orang Spanyol mulai menduduki Amerika Latin pada tahun 1500. Orang-orang Spanyol yang datang ke Amerika Latin mulai mendirikan perkebunan-perkebunan, pabrik-pabrik dan pertambangan, dimana semua kegiatan memerlukan banyak sekali tenaga kerja untuk dipekerjakan di tempat-tempat tersebut dan dipekerjakan di rumah tangga mereka (pembantu rumah tangga). Maka orang-orang Spanyol mulai memperbudak penduduk asli yaitu Indian untuk memenuhi kepentingan mereka. Orang-orang Indian (penduduk pribumi yang dijadikan  budak di perkebunan-perkebunan, pabrik-pabrik, pertambangan, dan menjadi pekerja rumah tangga untuk orang-orang Spanyol. Karena perbudakan ini menimbulkan penderitaan bagi orang Indian mereka kehilangan hak dan kebebasan di negerinya sendiri. Perlakuan orang-orang Spanyol terhadap budaknya semakin kejam sehingga orang-orang Indian yang bekerja sebagai budak pada orang Eropa semakin lama semakin berkurang dan mendekati kepunahan. Hal itu yang menyebabkan perkebunan, pabrik, dan pertambangan menjadi terbengkalai karena kekurangan tenaga kerja. Sedangkan hanya sedikit penduduk kulit pulih yang mau bekerja sebagai buruh atau bahkan sebagai budak di perkebunan, pabrik, dan pertambangan, karena mereka menganggap bahwa pekerjaan itu hina atau kasar dan tidak layak bagi orang kulit merah. Maka  untuk mencukupi jumlah tenaga kerja itu orang orang Eropa mendatangkan budak dari benua Afrika.
Orang Spanyol mendatangkan budak dari Afrika untuk pertama kali pada tahun 1510 untuk dipekerjakan pada daerah perkebunan, pabrik, dan pertambangan. Khusus pada perkebunan tebu saat itu mengalami kesulitan untuk memproduksi gula, padahal tebu merupakan komoditi eksport yang paling besar dan paling banyak dibutuhkan dalam kehidupun sehari-hari baik di Amerika Latin maupun di Eropa. Kesulitan itu disebabkan karena peduduk pribumi hampir punah. Untuk meningkatkan produksi tebu maka Orang Spanyol mendatangkan budak dari Afrika dan menjelang abad ke-16 perdagangan budak telah menjadi kegiatan yang terpenting. Bahkan lebih penting dari perdagangan emas (Grolier International Inc, jilid 8 : 233).
Perdagangan budak bangsa Eropa sebenarnya telah dimulai ketika Bangsa Portugis pertama kali membawa budak-budak dari Afrika ke Portugis pada tahun 1446. Tetapi meskipun perdagangan budak sudah dimulai oleh Bangsa Portugis namun yang menjadi pencetus utama dari kegiatan keji itu (perdagangan budak) adalah seorang marinir Inggris di zaman Ratu Elizabeth yaitu John Hawkins yang telah memulai pelayaran pertamanya pada tahun 1562. Kemudian  John Hawkins mengadakan kontrak mensuplai budak ke Spanyol dan mengangkut beberapa ratus budak kulit hitam ke Karibia dari Pesisir Guinea, Afrika. Perdagangan budak semakin meningkat pada abad ke 17 dan mencapai puncaknya pada abad ke-8 dimana perdagangan budak menjadi semakin kompetitif (Grolier International Inc, jilid 8; 233 ).
Pada abad ke 16 dan 17, orang menganggap perbudakan itu salah masih sangat sedikit, khususnya bagi orang Eropa. Sedangkan Inggris pada tahun 1631 mendirikan benteng Karmatin di pesisir Guinea dan bahkan pada tahun 1663 atas perintah Raja Charles di keluarkan uang logam yang khusus digunakan dalam perdagangan budak di daerah Pesisir Guinea yang dikenal dengan uang Guinea (Grolier International Inc, jilid 8; 233 ). Pada tahun 1672 Inggris juga memberikan hak kepada Royaf African Company yaitu hak carter untuk mengambil alih perdagangan budak dari tangan Belanda dan untuk mengapalkan budak ke berbagai perkebunan tebu di Hindia Barat. Hal tersebut membuat orang Eropa saling bertikai untuk memperoleh bagian dalam pasar budak, tetapi Belanda tetap menjual kepentingan-kepentingannya kepada Inggris (Negara dan Bangsa Jilid 8:204). Sedangkan orang Spanyol pada umumnya tidak banyak terlibat dalam perdagangan budak karena sebagian dan mereka tidak memiliki daerah jajahan di pesisir pantai Guinea. Tetapi orang Spanyol ini selalu siap untuk memanfaatkan perilaku buruk  para  pesaingnya  sehingga   mereka  dengan   leluasa  membeli budak dari para pedagang Belanda, Inggris dan Perancis.

B.     Segi Tiga Emas Perdagangan Budak
Keadaan Eropa yang maju pesat dalam berbagai bidang kehidupan mendorong mereka untuk mencari tenaga kerja yang sangat banyak untuk dipekerjakan dalam bidang-bidang seperti pertanian, pertambangan, peternakan dan perindustrian. Maka tenaga kerja tersebut diperoleh di Afrika, terutama Afrika bagian Barat berupa budak-budak negro.
Para budak ini merupakan barang dagangan terpenting yang diperebutkan oleh pedagang-pedagang Eropa. Mereka mendirikan pangkalan-pangkalan ditepi pantai, fungsinya untuk menampung budak-budak yang dibawa dari pedalaman, yang dilakukan oleh pemburu-pemburu budak. Tempat ini juga sekaligus digunakan menjadi benteng-benteng untuk mempertahankan diri terhadap pesaing misalnya Belanda dengan posnya Elmina di Tanjung Harapan  merupakan sebuah pos perdagangan budak di Afrika. ( Polak, 1975: 13-14 )
Di Guinea terdapat 40 benteng Eropa dan pos perdagangan budak yang dikenal sebagai pabrik budak. Di tempat itu para pedagang Eropa melakukan tawar menawar dengan kepala suku Afrika setempat untuk memperoleh budak dan seringkali dalam memperoleh budak orang Eropa menghasut serangan antar suku sehingga narapidana yang tertangkap dapat diangkut ke barak pesisir kemudian diperdagangkan pada orang- orang Eropa lain yang membutuhkan tenaga kerja. Keempat puluh benteng itu terbagi atas milik orang Belanda, Inggris, Perancis, Portugis dan Denmark. Inggris sebagai pemilik terbesar pabrik budak sekaligus bandar perdagangan budak untuk transaksi budak tersebut setiap tahunnya mencapai sekitar 75.000 budak yang diperdagangkan. Para budak ini dari pesisir dunia diangkut ke Karibia yang terkenal dengan kepulauan gula. Mereka dipekerjakan di pekerbunan tebu dan di pabrik-pabrik tebu untuk mengolah tebu menjadi gula dan dari Karibia disebarkan ke berbagai negara di Amerika Latin antara lain : Chili, Brazilia, Argentina, Suriname, Guyana, dan beberapa negara lainya. Selain diangkut ke Karibia  para budak diangkut ke Amerika Utara yaitu Virginia yang terkenal sebagai perkebunan tembakau.

1.      Pusat-Pusat Perdagangan Budak
Ketiga tempat itu Pantai Gading yaitu sepanjang pesisir Guinea (Afrika), kepulauan Karibia (Amerika Latin), dan Virginia (Amerika Utara). Ketiga tempat itu dipilih sebagai pusat-pusat perdagangan budak karena:
1.      Pantai Gading (Pesisir pantai Guinea, Afrika).
a.       Pantai Gading merupakan daerah atau wilayah yang strategis karena dekat dengan alam terbuka yaitu pesisir pantai, sehingga dekat dengan transportasi laut yang menghubungkan ke berbagai benua, khususnya ke benua Amerika.
b.      Pantai Gading merupakan daerah yang kaya akan kekayaan alam, seperti gading dan emas.
c.       Orang Eropa memandang bahwa orang Negro adalah orang yang kuat dan tahan panas karena pesisir pantai Guinea terdapat di Afrika, sehingga dengan mudah mereka mencari budak sebanyak banyaknya dengan harga yang murah.
2.      Kepulauan Karibia (Amerika Latin).
a)      Kepulauan Karibia merupakan wilayah kepulauan yang sangat strategis dekat dengan perairan yang dapat dijadikan jalur pelayaran untuk memperdagangkan budak.
b)      Kepulauan Karibia daerahnya sangat subur dan kaya yang penuh dengan perkebunan tebu dan pabrik gula sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja yang dapat bekerja keras. Kepulauan Karibia juga terkenal dengan sebutan kepulauan gula.
3.      Virginia (Amerika Utara).
a)      Letaknya strategis dekat dengan perairan.
b)      Virginia merupakan wilayah yang subur dan kaya. Hasil utama Virginia adalah tembakau sehingga banyak membutuhkan banyak tenaga kerja yang mau bekerja keras dan harganya murah.

2.      Jalur Segitiga Emas Perdagangan  Budak

a.       Pantai Gading yaitu pesisir Guinea
b.      Kepulauan Karibia (Amerika Tengah)
c.       Virginia  (Amerika Serikat)



3.      Pelaksanaan Segitiga Emas Perdagangan Budak
Dalam pelaksanaan segitiga emas perdagangan budak mulai dari pesisir Pantai Greenland, dimana orang Eropa yaitu Inggris sebagai pencetusnya sekaligus bandar dari perdagangan budak. Orang memperoleh budak dengan cara melakukan tawar-menawar dengan kepala suku Afrika baik di wilayah Guinea, Camertin, Nigeria, Gabon, Congo, Sudan dan wilayah Afrika lainnya. Dari pesisir pantai China kemudian mereka di angkut ke Karibia dengan kapal setelah tiba di Karibia dipekerjakan di perkebunan tebu dan pabrik gula, mereka juga diangkut ke Amerika Utara, yaitu Virginia untuk dipekerjakan di perkebunan tebu. Selain di Virginia juga diangkut ke beberapa negara antara lain : Carolina, Missisippi, Philadelphia, Chicago.
Para budak ini diangkut dari Afrika menuju Karibia dan Virginia karena di wilayah tersebut penduduk pribuminya hampir punah, sehingga memerlukan banyak tenaga kerja dan biaya yang sangat murah serta rajin bekerja keras, maka orang Eropa memalingkan perhatian kepada orang Afrika untuk memenuhi kepentingan mereka. Tetapi mereka (budak) tidak diperlakukan dengan baik, mereka selalu mendapatkan siksaan apalagi ketika para budak sudah tidak dapat bekerja dengan baik. Mereka dapat dibunuh. Selama perdagangan budak berlangsung terus. Jumlah budak yang diperdagangkan mencapai 20.000.000 budak (Grolier International Inc, jilid 8). Karena perlakuan yang tidak wajar, maka mereka mengadakan perlawanan kepada tuan tanah perkebunan, apalagi setelah meletus Revolusi Perancis 1789, dimana dihapuskannya hak istimewa kaum bangsawan termasuk raja. Sehingga tidak ada perbedaan hak dan kewajiban di antara rakyat Perancis.


C.    Dampak Positif dan Negatif Dari Perdagangan Budak di Amerika Latin.
Dampak Positif  perdagangan Budak bagi Amerika Latin khususnya para Budak, yaitu:
·         Para budak mengenal industri modern.
·         Para budak kemudian mengenal uang.
·         Mereka mengenal sistem sistem pertanian modern. Misalnya sistem Irigasi, pertanian menggunakan alat modern serta pengolahan hasil tani dengan mesin.
·         Mereka mengenal tanaman baru (eksport), yang mempunyai nilai jual tinggi di pasaran internasional.
Dampak Negatif  perdagangan Budak bagi Amerika Latin khususnya para Budak, yaitu:
·         Para budak yang ada di Amerika mereka berpisah dengan keluarga.
·         Mereka mendapatkan perlakuan yang kasar dilingkungan perkebunan.
·         Mereka tidak memiliki kebebasan, dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial. Mereka hanya punya tanggung jawab pekerjaan kepada tuan tanah atau tuan yang telah membeli mereka.
·         Mereka tidak diakui sebagai warga negara, karena tidak memiliki hak pilih.
·         Mereka tidak mendapatkan pendidikan modern.
Dengan adanya perbudakan maka ada sumbangan-sumbangan yang diterima oleh masyarakat Amerika Latin antara lain yaitu:
a.       Amerika Latin menjadi pluralisme, dimana menjadi satu kebanggaan tersendiri.
b.      Selain kebudayaan Indian, berkembang pula kebudayaan lain di Amerika Latin, terutama kebudayaan orang Negro, maupun kebudayaan orang Eropa.
c.       Amerika Latin menjadi maju dengan banyaknya komoditas eksport dan teknologi.
d.      Dengan berlangsungnya perdagangan budak Amerika Latin menjadi makmur, khususnya bagi orang Eropa sehubungan banyak mempekerjakan tenaga kerja murah.





D.    Usaha yang Dilakukan Untuk Memperjuangkan Kebebasan Para Budak.
Selama berlangsungnya perdagangan budak, para budak diperlakukan secara semena-mena oleh para majikannya. Dari penindasan tersebut mendorong ingin bebas yang ditunjukan dengan melakukan perlawanan. Perlawanan itu secara umum sebenarnya cukup banyak, namun kami hanya akan menampilkan tiga perlawanan antara lain:
1.      Ketika para pemukim Spanyol tengah melancarkan perang gerilya melawan para penyusup Inggris, mereka mempersenjatai budak Afrika dengan bedil (senjata api) dan menjadikan mereka sebagai sekutu. Budak yang telah dimerdekakan itu kemudian melarikan diri dan bergabung dengan budak yang telah terlebih dahulu melarikan diri. Kemudian budak yang berasal dari pemukim Inggris pun ikut bergabung dengan budak lainnya. Kelompok budak yang melarikan diri itu kemudian mendirikan pemukiman ditempat-tempat yang tidak terjangkau di pegunungan. Mereka ini disebut kelompok Maroon, yang berasal dari bahasa Spanyol, Cimarron, yang artinya “liar” atau “sukar dikendalikan”. Tidak beberapa lama kemudian mereka melakukan perang gerilya untuk menyerang perkebunan. Berbagai upaya dilakukan untuk menaklukkan kelompok Maroon mengalami kegagalan. Akhirnya, tahun 1738 Inggris mendandatangani sebuah perjanjian dengan kelompok Maroon, dan menghibahkan lahan atau tanah dan termasuk hak untuk menjatuhkan hukuman kepada kaumnya sendiri atas kejahatan yang dilakukannya.  (Grolier International Inc Jilid 9: 25).
2.      Pierre Dominique Toussaint Louverture, pemimpin berkulit hitam juga bekas budak, seorang revolusioner yang memperjuangkan hak budak untuk menumbungkan kekuatan revolusioner di Haiti. Tokoh ini menggunakan taktik adu domba antara orang-orang kulit putih. Sehingga banyak orang kulit putih memihak kelompok kulit hitam di Haiti. Hal ini seirama adanya pro dan kontra terhadap revolusi Perancis. Ini nampak jelas dengan adanya kesatuan antara Inggris dan Spanyol yang menentang Perancis di Haiti pada tahun 1793. Toussaint akhirnya menghadapi musuh yang tangguh. Akhirnya Toussaint berhasil ditangkap dan ditawan di Perancis sampai kematiannya. Sedangkan hilangnya kekuasaan Perancis di Haiti karena berjangkit penyakit kuning yang telah menelan korban Jendral  Leelere dan sebaian anak buahnya (Grolier International Inc jilid, 9: 16).
3.      Simon Bolivar, kelahiran Caracas Venezuela tahun 1783, keturunan Spanyol - Indian, pada usia 20 tahun sudah terpengaruh oleh ide-ide pembaharu Perancis (J.J. Rousseau, John Locke, Montesquieu). Pada tahun 1805 tokoh ini bersumpah di bukit Aventim, tidak akan berpangku tangan sebelum tanah airnya bebas dari kolonial Spunyol. Walaupun ia keturunan Spanyol, namun lebih banyak memihak pada para budak. Ia menuntut persamaan hak dan perbaikan nasib para budak. Dengan kepemimpinan yang tegas dan keras, ia berhasil menyadarkan para budak untuk memperjuangkan nasibnya. Kemudian mereka digerakkan untuk melawan penguasa Spanyol di Colombia, Equador, Peru dan Venezuela. Perjuangan itu membawa hasil terbukti: Colombia merdeka 1819, Equador merdeka 1822, Peru merdeka 1825, dan Venezuela merdeka 1821 (Michael 11. Hart, 1983 : 244).
Bila dicermati ternyata usaha untuk menyingkirkan penguasa kolonial tidak selalu berjalan mulus. Hal ini berkait dengan Spanyol tetap berambisi untuk mempertahankan tanah koloninya. Sementara itu akan muncul masalah   besar bila para budak meninggalkan perkebunan berakibat perkebunan terbengkelai. Sedangkan di pihak para budak dan keluarganya berstatus ekonomi  rendah  akan mengalami  gangguan  untuk mendapatkan pendidikan. Meluasnya wabah penyakit kuning juga.akan mengancam para budak.
Kalau dahulu Inggris memperkenalkan sistem perbudakan, namun akhirnya Inggris juga aktif dalam menghapuskan perbudakan. Ide penghapusan budak oleh Inggris itu dimotivasi beberapa factor yaitu:
·         Perbudakan melanggar hak azasi manusia.
·         Perbudakan tidak sesuai dengan demokrasi, tegasnya menghilangkan kebebasan.
·         Para budak tidak mempunyai ketrampilan (skill), sehingga perbudakan justru merugikan negara kapitalis. Sementara itu perbudakan hanya akan menguntungkan para majikan perkebunan.
Penghapusan perbudakan juga telah dirintis oleh beberapa kelompok. Kelompok, budak sendiri mengadakan perlawanan secara fisik dengan cara mogok kerja, atau melarikan diri ke hutan. Kelompok kapitalis berusaha mendesak parlemen untuk mengeluarkan undang-undang penghapusan perbudakan. Perlu diketahui bahwa kelompok kapitalis ini besar pengaruhnya pada parlemen. Kelompok Humanis juga berusaha mendesak parlemen untuk menghormati hak para budak, serta mendukung dikeluarkannya undang-undang penghapusan perbudakan.
Kemudian tahun 1839 parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang penghapusan perbudakan, sering disebut undang-undang emansipasi. Namun   secara keseluruhan pemberlakuan undang-undang emansipasi baru  diberlakukan di seluruh wilayah koloni Inggris pada tahun 1838. Sementara itu penghapusan perbudakan  tidak hanya dilakukan oleh Inggris saja. Juga dilakukan oleh Spanyol sejak 1835 dan Portugis tahun 1842. Setelah berakhirnya perbudakan di Amerika Latin, kedudukan orang kulit hitam (budak) mulai diakui sebagai warga negara dan ikut berperan aktif dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada masa awal kehidupan sosial, ekonomi dan politik masih didominasi oleh golongan kulit putih. Sementara itu nasib orang Negro tetap miskin, dan kurang berkesempatan menikmati pendidikan. Setelah mendapatkan pendidikan mulailah berhasil di bidang sosial, ekonomi dan politik. Perbaikan nasib budak perlu waktu yang lama.
Membanjirnya emigran Eropa sekitar tahun 1880, maka sebagian orang kulit hitam mulai   membaur   dengan   para   pendatang   tersebut.   Setelah beberapa generasi keturunannya tidak mungkin dikenal keasliannya. Hal ini akibat terjadinya perkawinan campur antar mereka. Namun orang Negro tetap berusaha mempertahankan kebudayaan aslinya, terutama dalam bidang musik, tarian, dan tata cara keagamaan.
Setelah penghapusan perbudakan, perkebunan masih terus berlangsung di Amerika Latin. Hal ini akibat faktor tanah yang subur. Para bekas budak ada yang tetap tinggal dan berkarya di perkebunan. Meski pun perkebunan telah dimekanisasi dan di lingkungan itu telah dilengkapi dengan pabrik-pabrik. Hasil perkebunan yang tetap dikembangkan, yaitu teh, kopi, gula, gandum, beras, pisang dan buah-buahan lainnya. Hasilnya barang komoditi itu tetap membanjiri seluruh pasaran dunia.


BAB III
KESIMPULAN

Sama halnya dengan di berbagai bangsa, Amerika Serikat misalnya, perbudakan merupakan keuntungan tersendiri bagi negara penjajah. Dalam artian bahwa budak sangat diperlukan tenaganya untuk bekerja di pabrik-pabrik, perkebunan-perkebunan dan bahkan ada yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dan inilah keuntungan bagi para penjajah, di mana mereka sangat membutuhkan tenaga budak-budak tersebut tetapi disatu sisi para budak tersebut tidak mendapatkan perlakuan yang wajar, dalam hal ini mereka tidak menerima gaji sepeserpun.
Bila dicermati perbudakan dirintis oleh Inggris. Inggris mengambil keuntungan mendatangkan orang Negro sebagai budak untuk di berbagai daerah perkebunan, Namun karena perbudakan itu tidak sesuai dengan hak azasi manusia, dan tidak menguntungkan akhirnya Inggris juga aktif untuk menghapuskannya. Para budak juga aktif melakukan pemogokan, melarikan diri atau melakukan perlawanan kepada majikannya.
Untuk menghapuskan perbudakan tidak dapat dilepaskan dari usaha Simon Bolivar yang berhasil memerdekakan Peru, Venezuela, Bolivia dan Equador. Spanyol terpaksa meninggalkan sebagian wilayah Amerika Latin. Tokoh lain yang berjasa yaitu Toussaint dengan taktik adu dombanya, meskipun ia terpaksa harus dipenjara di Perancis sampai kematiannya.
Perbaikan nasib bekas budak memerlukan waktu yang lama. Bahkan ada bekas budak yang tetap tinggal di wilayah perkebunannya. Hanya dengan keberhasilan pendidikan, para bekas budak berhasil mengubah status sosial dan menjadi warga negara penuh.


DAFTAR PUSTAKA

Grolier International Inc, 1989, Negara dan Bangsa, Amerika Utara. jilid 8.  Jakarta : Widya Dara
------------------------------, 1989. Negara dan Bangsa, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. jilid 9. Jakarta : Widya Dara
------------------------------, 1989. Negara dan Bangsa, Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. jilid 10. Jakarta : Widya Dara
Polak, Mayor J.B.A.F. 1975. Sejarah Dunia Moderen. Malang. Gunung Agung Bali..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar