Halooo.... Semoga bermanfaat

Selasa, 29 Juni 2021

Dampak Positif dan Negatif Tanam Paksa (Culturstelsel)

 

Pelaksanaan tanam paksa banyak menyimpang dari aturan sebenarnya dan memiliki kecenderungan untuk melakukan eskploitasi agraris semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, Tanam Paksa menimbulkan akibat yang bertolak belakang bagi Bangsa Indonesia dan Belanda sebagai berikut.

Bagi Indonesia

1.    Beban rakyat menjadi sangat berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, mengikuti kerja rodi serta membayar pajak .


 

2.    Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.

3.    Timbulnya wabah penyakit dan terjadi banyak kelaparan di mana-mana.

4.    Kemiskinan yang makin berat.

5.    Rakyat Indonesia mengenal tanaman dengan kualitas ekspor.

6.    Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam berbagai jenis tanaman baru. Bagi Belanda

1.    Kas negeri Belanda yang semula kosong menjadi dapat terpenuhi.

2.    Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja (surplus).

3.    Hutang-hutang Belanda terlunasi.

4.    Perdagangan berkembang pesat.

5.    Amsterdam sukses dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia.

Tanam paksa yang berakibat banyak hal negatif bagi bangsa Indonesia, yang pada akhirnya menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan, baik di negeri Belanda sendiri maupun Indonesia. Tonggak berakhirnya Tanam Paksa adalah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Agraria (Agrarische Wet), 1870.

Pemerintah Kolonial Belanda menerapkan Sistem ekonomi liberal untuk menggantikan Sistem Tanam Paksa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Latar belakang kebijakan ini adalah: (1) pelaksanaan Sistem Tanam Paksa yang telah menimbulkan penderitaan rakyat pribumi namun memberikan keuntungan besar bagi Pemerintah Kerajaan Belanda, (2) berkembangnya faham liberalisme sebagai akibat dari Revolusi Perancis dan Revolusi Industri sehingga sistem Tanam Paksa tidak sesuai lagi untuk diteruskan,

(3) kemenangan Partai Liberal dalam Parlemen Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda menerapkan sistem ekonomi liberal di negeri jajahannya (Indonesia), dan (4) adanya Traktat Sumatera, 1871, yang memberikan kebebasan bagi Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh. Sebagai imbalannya Inggris meminta Belanda menerapkan sistem ekonomi liberal di Indonesia, agar pengusaha Inggris dapat menanamkan modalnya di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar