Halooo.... Semoga bermanfaat

Selasa, 29 Juni 2021

Kehidupan Politik , Ekonomi dan Budaya Kerajaan Sriwijaya

 

Kerajaan Sriwijaya

1)    Kehidupan Politik

Sumber-sumber sejarah yang dapat digunakan untuk mengetahui kerajaan Sriwijaya sebagai berikut.

a)     Berita-berita dari Cina, India, Malaka, Ceylon, Arab dan Parsi.

b)     Prasasti-prasasti (enam di Sumatra Selatan dan satu di Pulau Bangka).

c)     Prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isinya: Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur.

d)     Prasasti Talang Tuo (606 S/684M di sebelah barat Palembang. Isinya tentang pembuatan sebuah Taman Sriksetra oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk.
 

Menurut sumber berita Cina yang ditulis oleh I-tsing dinyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M. Berdasarkan prasasti Ligor, pusat pemerintahan Sriwijaya di Muara Takus, yang kemudian dipindahkan ke Palembang. Kerajaan Sriwijaya kemudian muncul sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara. Perluasan wilayah dilakukan dengan menguasai Tulang Bawang (Lampung), Kedah, Pulau Bangka, Jambi, Tanah Genting Kra dan Jawa (Kaling dan Mataram Kuno). Dengan demikian Kerajaan Sriwijaya bukan lagi merupakan kerajaan senusa (negara yang berkuasa atas satu pulau saja) melainkan merupakan negara antarnusa (negara yang berkuasa atas beberapa pulau), sehingga Sriwijaya merupakan negara kesatuan pertama di Indonesia.




Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa Balaputra Dewa. Raja ini mengadakan hubungan persahabatan dengan Raja Dewapala Dewa dari India. Dalam Prasasti NalSaudara disebutkan bahwa Raja Dewapala Dewa menghadiahkan sebidang tanah untuk mendirikan sebuah biara untuk para pendeta Sriwijaya yang belajar agama Budha di India. Selain itu, dalam Prasasti NelSaudara juga disebutkan adanya silsilah raja Balaputra Dewa dan dengan tegas menunjukkan bahwa raja Syailendra (Darrarindra) merupakan nenek moyangnya.

2)    Kehidupan Sosial Ekonomi

Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur perdagangan antara India-Cina. Di samping itu juga berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara, menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim.

3)    Kehidupan Keagamaan

Dalam bidang agama, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Budha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Budha yang berkembang di Sriwijaya ialah Agama Budha Mahayana, salah satu tokohnya ialah Dharmakirti. Para peziarah agama Budha dalam pelayaran ke India ada yang singgah dan tinggal di Sriwijaya. Di antaranya ialah I'tsing. Sebelum menuju ke India ia mempersiapkan diri dengan mempelajari bahasa Sanskerta selama 6


 

bulan (1671); setelah pulang dari India ia tinggal selama 4 tahun (681-685 M) untuk menerjemahkan agama Budha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Cina. Di samping itu juga ada pendeta dari Tibet, yang bernama Atica yang datang dan tinggal di Sriwijaya selama 11 tahun (1011-1023 M) dalam rangka belajar agama Budha dari seorang guru besar Dharmakirti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar