Kerajaan Kutai
Walaupun bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa kerajaan tertua di Indonesia terletak di Kalimantan, tetapi sedikit sekali perhatian para penulis tambo di daratan Cina. Hal ini cukup menarik, karena biasanya para penulis tambo Cina rajin menuliskan hal-hal aneh yang mereka temui dari suatu daerah asing. Berita tertua Cina yang bertalian dengan salah satu daerah di Kalimantan, berasal dari zaman Dinati T’ang (618-906). Padahal berita-berita Cina yang berhubungan dengan Jawa sudah ada sejak abad ke-5M, dan Sumatera pada awal abad ke-6M, pada zaman pemerintahan Dinasti Liang.
Tidak adanya perhatian dari pihak Cina itu, kemungkinan sekali disebabkan, Kalimantan tidak terletak pada jalan niaga Cina yang utama, walaupun di daerah Serawak misalnya, ditemukan beberapa buah benda yang berasal dari Zaman Dinasti Han yang mulai berkuasa pada tahun 220 SM. Ternyata kurangnya perhatian terhadap sejarah daerah Kalimantan, terus berlanjut pada masa-masa sesudahnya, sehingga di dalam keseluruhan sejarah kebudayaan
Asia Tenggara, daerah ini masih tetap merupakan suatu daerah yang terlupakan.
1) Kehidupan Politik
Kerajaan Kutai yang terletak di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur merupakan kerajaan Hindu pertama di nusantara. Sumber utama Kerajaan Kutai ialah 7 buah batu tulis yang disebut Yupa. Prasasti ditulis dengan huruf Pallawa, bahasa Sanskerta, diperkirakan pada tahun 400 M (abad ke-5 M).Isi prasasti dapat diketahui bahwa raja yang memerintah ialah Mulawarman, anak Aswawarman dan cucu Kudungga. Disebutkan pula dalam prasasti bahwa raja Mulawarman memberikan hadiah 1.000 ekor lembu kepada kaum brahmana. Selain itu, juga disebutkan bahwa Aswawarman adalah wangsakarta (pendiri dinasti). Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh Hindu, tetapi Kudungga belum masuk Hindu karena nama Kudungga adalah nama asli Indonesia, sehingga ia tidak disebut Wangsakarta. Raja Mulawarman adalah raja terbesar dan telah memeluk agama Hindu.
2) Kehidupan Sosial-Ekonomi
Melihat bahwa letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran antara Barat dan Timur, maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian yang utama. Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional. Dengan demikian Kutai telah termasuk daerah persinggahan perdagangan Internasional Selat Malaka-Laut Jawa-Selat Makasar-Kutai-Cina atau sebaliknya.
3) Kehidupan Kebudayaan
Kehidupan kebudayaan masyarakat Kutai erat kaitannya dengan kepercayaan/agama yang dianut. Prasasti Yupa merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Kutai, yaitu tugu batu yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari zaman Megalitikum, yakni bentuk Menhir. Salah satu prasasti Yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan nama
"Wapakeswara" (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk Agama Siwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar