Halooo.... Semoga bermanfaat

Kamis, 28 April 2016

PENILAIAN SIKAP, PENILAIIAN PENGETAHUAN, PENILAIAN KETERAMPILAN



Penilaian Kompetensi Sikap:
  1. Observasi
  2. Penilaian diri (self assessment)
  3. Penilaian teman sebaya (peer assessment)
  4. Penilaian jurnal (anecdotal record)
Penilaian Kompetensi Pengetahuan:
  1. Tes tertulis.
  2. Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
  3. Penugasan
Penilaian Kompetensi Keterampilan:
  1. Unjuk kerja/kinerja/praktik
  2. Projek
  3. Produk
  4. Portofolio
  5. Tertulis
Penilaian Kompetensi Sikap:
  1. Observasi
  2. Penilaian diri (self assessment)
  3. Penilaian teman sebaya (peer assessment)
  4. Penilaian jurnal (anecdotal record)
Penilaian Kompetensi Pengetahuan:
  1. Tes tertulis.
  2. Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
  3. Penugasan
Penilaian Kompetensi Keterampilan:
  1. Unjuk kerja/kinerja/praktik
  2. Projek
  3. Produk
  4. Portofolio
  5. Tertulis

PENILAIAN KURIKULUM 2013




Penilaian Kompetensi Sikap:
  1. Observasi
  2. Penilaian diri (self assessment)
  3. Penilaian teman sebaya (peer assessment)
  4. Penilaian jurnal (anecdotal record)
Penilaian Kompetensi Pengetahuan:
  1. Tes tertulis.
  2. Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
  3. Penugasan
Penilaian Kompetensi Keterampilan:
  1. Unjuk kerja/kinerja/praktik
  2. Projek
  3. Produk
  4. Portofolio
  5. Tertulis
 

Rabu, 27 April 2016

PEDOMAN PENILAIAN KURIKULUM 2013





Tidak lama lagi kurikulum 2013 akan diberlakukan diseluruh Indonesia walaupun tetap akan dilakukan secara berkala dan bertahap. Kurikulum 2013 atau yang sering disebut dengan k13 merupakan sebuah kurikulkum baru yang nantinya akan menggantikan kurikulum yang lama yaitu KTSP. Selama beberapa waktu pelaksanaan kurikulum ini, ada banyak yang mengeluhkan atas diberlakukannya kurikulum k13 iini. Salah satu yang dikeluhkan adalah ribetnya untuk masalah dalam penilaian siswa.
Didalam k13 ini mensyaratkan adanya penggunaan penilaian autentik. Secara paradigmatic, penilaian autentik ini memerlukan perwujudan pembelajaran autentik dan belajar autentik dimana hal ini diyakini akan lebih mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistic dan valid.
Adapun Tujuannya adalah:
  1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.
  2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.
  3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
  4. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
Didalam k13 juga sangat memperhatikan nilai sikap dan perilaku siswa yang disebut dengan penilaian afektif yang ditandai dengan pemberian nilai berupa:

Ketuntasan Belajar untuk sikap yang ditetapkan adalah dengan predikat Baik (B). Bagi siswa yang mendapatkan nilai Cukup (C) bias dikatakan tidak tuntas.

Sedangkan didalam aspek kognitif yang berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa dan aspek psikomotorik yang berkaitan dengan keterampilan siswajuga diberikan nilai dengan penskoran skala 0.00 – 4.00 seperti yang tertera pada table dibawah ini:

Untuk ketuntasan belajar dalam bidang pengetahuan yang harus dicapai siswa adalah mendapat skor rata-rata 2,67.
kemudian ada juga penilaian Psikomotorik yang menilai keterampilan siswa. Penilaian Psikomotorik iini biasanya berupa hasil untuk kerja misalnya proyek.

Nilai Untuk Rapor:
  1. untuk ranah sikap menggunakan skor modus 1,00 – 4,00 dengan predikat Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), dan Sangat Baik (SB);
  2. untuk ranah pengetahuan menggunakan skor rerata 1,00 – 4,00 dengan predikat D – A.
  3. untuk ranah keterampilan menggunakan skor optimum 1,00 – 4,00 dengan predikat D – A.

Minggu, 24 April 2016

PENGERTIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS



VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Bagi Kita yang pernah dan ingin menyusun skripsi yang berbentuk penelitian kuantitatif, kita tidak akan lepas dari yang namanya penghitungan karena penelitian kuantitatif mengkhendaki hasil akhir penelitian yang umumnya berisi-angka-angka. Didalam proses penghitungannya juga dikenal beberapa cara yaitu:
1.       Validitas
Validitas merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur ketepatan alat ukur. Validitas adalah” apa” dan “seberapa baik” suatu alat tes dapat mengukur. Biasanya validitas digunakan untuk menguji instrument pengumpulan data yang ingin kita hitung. Validitas bias digunakan untuk menghitung atau mengukur instrument minat, instrument prestasi, dan lain-lain.
Azwar (1987, dalam Widodo, 2006) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya
Menurut (Sugiyono, 2004):
  1. Validitas konstruksi (construct validity); dengan menggunakan pendapat dari ahli (experts judgment)
  2. Validitas isi (content validity); dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
  3. Validitas eksternal; dengan cara membandingkanguna mencari kesamaan anatar criteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

2.       Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Menurut Anastasi dan Urbina (1998) reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, ataupun dibawah kondisi pengujian yang berbeda.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Menurut  (Sugiyono, 2004 jenis reliabilitas adalah):
  1. Reliabilitas tes-retes; yaitu dengan mengulang tes yang sama pada kesempatan kedua.
  2. Reliabilitas bentuk alternatif; yaitu melalui penggunaan bentuk-bentuk tes lainnya.
  3. Reliabilitas belah-separuh (split-half reliability); dimana skor yang diperoleh untuk tiap individu diperoleh dengan membagi tes melalui berbagai prosedur belah-separuh.
  4. Reliabilitas Kuder-Richardson dan Koefisien Alpha; yaitu dengan menggunakan administrasi tunggal dari suatu bentuk tunggal didasarkan pada konsistensi respons terhadap semua butir soal dalam tes yang dipengaruhi oleh dua sumber varian kesalahan.

Sabtu, 23 April 2016

ANALISIS DATA DALAM SKRIPSI



Analisis data adalah alat yang digunakan untuk mengelolah data penelitian. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi, wawancara dan data prestasi belajar siswa.

1.      Pengumpulan data
a.       Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung baik perilaku siswa, perilaku guru dan perilaku seluruh anggota kelas. Pengamatan di kelas dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul dan juga melihat partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung.
b.      Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
c.       Kuesioner untuk mengetahui minat siswa sebelum penerapan pembelajaran berbasis masalah dan setelah penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk melihat apakah ada peningkatan minat siswa dalam pelajaran sejarah.
d.      Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang minat dan prestasi belajar sejarah siswa baik dari siswa maupun dari guru.
2.      Analisis hasil pengamatan
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif berupa penjelasan pada setiap data yang diperoleh dengan melihat kencederungan terjadinya aktivitas pada setiap indikator yang diamati sesuai dengan pembelajaran berbasis masalah.
3.      Analisis minat dan prestasi belajar siswa
Dalam penelitian tindakan kelas ini, digunakan dua jenis data yaitu: data kulitatif dan data kuantitaif. Untuk mengukur minat dan prestasi belajar siswa digunakan analisis kualitatif dan kuantitatif (skor rata-rata tiap satu siklus). Untuk mengukur prestasi dengan membandingkan hasil belajar siswa awal yang diperoleh dari nilai UTS dengan nilai siklus I, dan siklus II.
Pada siklus I  dikumpulkan semua nilai ke dalam daftar nilai. Dalam siklus pertama dapat dilihat dari nilai pretest dan post test. Nilai pre test dibandingkan post test. Lalu dilihat apakah ada peningkatan atau tidak prestasi belajar sejarah siswa.Untuk siklus kedua sama dengan siklus pertama. Jika telah dilakukan siklus kedua, maka nilai yang ada dalam siklus pertama dibandingkan dengan siklus kedua. Dalam hal ini, yang dibandingkan adalah hasil dari pre test dan post test siklus pertama dibandingkan dengan post test siklus kedua. Untuk prestasi, dianalisis dengan menggunakan persentase.
Untuk mengetahui peningkatan minat belajar sejarah digunakananalisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengukur minat belajar sejarah yaitu dengan membandingkan hasil penyebaran kuesioner sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan membandingkan hasil minat awal dengan minat akhir yang dilihat dari rata-rata hasil persentase.