Halooo.... Semoga bermanfaat

Sabtu, 23 April 2016

PENGERTIAN BELAJAR DAN TEORI BELAJAR



Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).[1]
Menurut Winkel Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.  Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.[2]
Menurut Slameto Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan interaksi lingkungannya.[3]
Dari definisi belajar menurut beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan aktifitas yang dilakukan individu dalam usaha untuk memperoleh informasi serta meningkatkan suatu keterampilannya.
Belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Adapun yang termasuk faktor intern adalah faktor jasmaniah dan faktor psikologis.[4]
1)   Faktor jasmaniah. Faktor jasmaniah yang dimaksud adalah keadaan fisik yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.
a)   Kesehatan. Kesehatan yang dimiliki oleh seseorang sangat berpengaruh terhadap belajarnya. Jika seseorang sedang tidak sehat maka ia akan merasa cepat lelah, tidak bersemangat sehingga minat untuk belajar menjadi sangat berkurang.
b)   Cacat tubuh. Kondisi cacat tubuh juga berpengaruh terhadap belajar seseorang. Cacat ini bias berupa buta, tuli, lumpuh dan lain-lain yang berhubungan dengan panca indera. Fungsi jasmani seperti panca indera terutama mata dan telinga mempunyai pengaruh besar dalam belajar karena panca indera adalah pintu gerbang pengetahuan. Jika seseorang mengalami keadaan seperti ini, hendaknya memakai alat bantu agar dapat menghindari atau mengurai pengaruh cacatnya atau anak tersebut belajar di lembaga pendidikan khusus.
2)      Faktor psikologis. Pada faktor psikologis ini ada empat hal yang mempengaruhi belajar yaitu intelegensi, perhatian, kesiapan dan motivasi.
a)   Intelegensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.[5]Intelegensi merupakan kecapakan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadap dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.[6]
b)   Motivasi. Motivasi adalah keadaan jiwa yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan.[7] Dalam belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar dapat belajar dengan baik untuk memusatkan perhatiannya, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajarnya. Motivasi dikatakan murni bila keinginan itu berasal dari dalam diri individu untuk mencapai hasil belajar.
c)   Kesiapan. Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi response atau reaksi.[8] Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar. Dengan adanya kesiapan siswa untuk belajar, maka prestasi belajarnya akan menjadi lebih baik.
Faktor Ekstern. Faktor ekstern adalah faktor diluar individu.Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.[9] Uraian berikut membahas ketiga faktor di atas:
1)      Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya bagi pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, Negara dan dunia.[10] Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara didikan orang tua, relasi antara anggota keluarga, suasana dan keadaan ekonomi keluarga.
a)      Cara didikan orang tua. Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Perhatian yang diberikan oleh orang tua sangat besar artinya bagi perkembangan mental belajar peserta didik. Dukungan yang diberikan oleh orangtua akan meningkatkan semangat bagi anak untuk terus belajar dan berprestasi di sekolah. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya orang tua acuh tak acuh terhadap  belajar anaknya, tidak memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar anaknya, tidak menyediakan alat belajar bagi anaknya, memperhatiakan apakah anaknya belajar atau tidak serta tidak  mau tau tentang kemajuan dan kesulitan yang dialami anaknya dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya sehingga mengakibatkan anak ketinggalan dalam belajar dan akhirnya menjadi malas.[11]
b)      Relasi antar anggota Keluarga. Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi antara saudara atau anggota keluarga lain juga mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, atau diliputi dengan kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan belajar anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang.[12]
c)      Keadaan Ekonomi Keluarga. Keadaan ekonomi keluarga juga berpengaruh terhadap belajar anak. Dengan keadaan ekonomi yang mapan, orang tua dapat memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh anak untuk mendukung proses belajar anak seperti ruang belajar, meja belajar dan kursi, penerangan, alat tulis dan buku. Sebaliknya jika orang tua tidak dapat memenuhi fasilitas tersebut maka akan berpengaruh terhadap belajar anak.
2)      Faktor sekolah. Faktor sekolah yang mempengarhi belajar adalah metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, keadaan gedung, dan disiplin sekolah.
a)      Metode Mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara/cjalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain menerima, menguasai dan mengembangkannya. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa, jika guru masih menggunakan metode mengajar yang konvensional maka siswa akan merasa jenuh dan bosan terhadap pembelajaran. Siswa akan merasa senang apabila guru menggunakan moetode pembelajaran kreatif dan inovatif salah satunya adalah pembelajaran berbasis masalah.
b)      Relasi.  Relasi ini meliputi relasi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Dengan adanya relasi yang terjalin baik maka proses kegiatan pembelajaran akan berlangsung dengan lancar. Hubungan yang baik antara siswa dengan guru sangat berperan penting terhadap proses belajar begitu juga dengan hubungan antara siswa dengan siswa sehingga menimbulkan kekompakan di dalam kelas. Hubungan yang buruk akan mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu.
c)      Keadaan Gedung. Keadaan gedung sekolah yang bersih, lengkap, dan memadai di dalam setiap kelas akan mempengaruhi kenyamanan belajar bagi peserta didik.
d)     Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat kaintannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa. Jika seluruh staf sekolah mengikuti tata tertib sekolah dan bekerja dengan disiplin akan memberikan pengaruh positif  terhadap belajar siswa.[13]


[1] Eveline Siregar, Teori-Teori Belajar dan Penerapannya, Bogor, Ghalia Indonesia ,2010, hlm.3.
[2] Winkel,W.S.,Psikologi Pengajaran, Yogyakarta, Media Abadi, 2004, hlm. 59.
[3] Slameto, op.cit,  hlm. 2.
[4] Ibid, hlm. 54.
[5]Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1990, hlm.52.
[6] Slameto, op.cit, hlm.56
[7]Mustaqin, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar,2008, hlm:77
[8] Slameto, op.cit, hlm.59.
[9]ibid, hlm.60.
[10]ibid, hlm.61.
[11]ibid, hlm.61.
[12]ibid, hlm.62.
[13]Slameto, op.cit, hlm.67.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar