Halooo.... Semoga bermanfaat

Selasa, 19 April 2016

MATERI PELAJARAN IPS KELAS VII : MASA BERBURU DAN MERAMU TINGKAT LANJUT



MASA BERBURU DAN MERAMU TINGKAT LANJUT
Masa berburu dan meramu tingkat sederhana merupakan kelanjutan dari masa berburu dan meramu tingkat sederhana. Ada banyak hal yang membedakan antara kedua masa ini dimana kehidupan masa berburu dan meramu tingkat lanjut ditandai dengan banyak hal.
Pada masa ini manusia sudah mulai hidup menetap, kehidupan nomaden (berpindah-pindah) sudah mulai ditinggalkan secara perlahan-lahan. Tempat tinggal yang dipilih pada umunya yaitu gua-gua yang berupa paying atau gua alam dan tidak meninggalkan factor air. Mereka tetap mencari tempat yang tidak jauh dari air.
Kehidupan pada masa ini didalam bidang agama juga sudah lebih maju yang dibuktikan dengan penghormatan terhadap orang yang sudah meninggal. Kita bias mengetahuinya dari penemuan kerangka manusia yang ditemukan di Gua sampung juga sudah menunjukjan adanya perawatan terhadap jenazah. Selain itu juga diketemukan bukti lain didaerah Sumatera (Tamiang) ditemukan system penguburan manusia dengan sikap jongkok dengan memberikan warna merah pada bagian tertentu. Hal ini bias dikatakan bahwa manusia purba yang hidup pada masa ini sudag mengenal yang namanya religi dengan bukti ditemukannya lukisan dinding gua yang sebagian besar bermakna simbolik dari lukisan tersebut biasanya berupa telapak tangan maupun binatang.
Kemajuan yang dialamin manusia pruba pada masa ini juga berpengaruh besar terhadap hasil budayanya. Jika pada masa berburu dan meramu tingkat sederhana manusia hanya hidup sekedar mempertahankan kehidupannya, tetapi tidak pada masa ini. Pada masa ini manusia sudah melakukan kegiatan yang dapat menunjang kelangsungan hidup bersama. Sedangkan didalam bidang artefak atau kebendaan manusia sudah bias menghasilkan teknologi-teknologi yang lebih maju jika dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Adapun hasil-hasil kebudayaan dari masa berburu dan meramu tingkat lanjut adalah sebagai berikut:
1.       Alat Tulang (Kebudayaan Sampung)
Alat tulang merupakan alat-alat yang berasal dari tulang. Alat ini sdudah dibuat dengan bentuk yang lebih canggih bila dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ala-alat tulang ini banyak ditemukan didaerah Sampung terutama di gua-gua alam sehingga kebudayaan ini disebut Kebudayaan Sampung. Menurut Callenfels alat-alat tulang ini digunakan sebagai mata tombak, alat tusuk, dan pisau.  Penggunaan alat ini merupakan kelanjutan dari masa sebelumnya berburu dan merapu tingkat sederhana, hanya saja yang membedakan adalah pada cara pengerjaannya yang bibuat dengan lebih maju.
2.       Serpih Bilah (Kebudayaan Toala)
Serpih bilah ini banyak di produksi di Toala (Sulawesi Selatan). Seorang peneliti yang bernama Heekeren membagi alat serpih ini menjadi 3 jenis yaitu
1)      Toala Atas. Mengandung mata panah bersayap dan bergerigi, gerabah dan serut dari kerang.
2)      Toala Tengah. Mengandung serpih bilah, mata panah berpangka bulat dan alat-alat mikrolith.
3)      Toala bawah. Mengandung serpih bilang yang maih kasar, serpih berujung cekung dan alat serpih yang masih bertangkai
Alat-alat serpih ini menurut Soekmono menyebutkan sebagai Kebudayaan danau Bandung karena alat-alat seperti ini banyak ditemukan didaerah Danau Bandung Namun alat- alat serpih ini juga dimasukkan kedalam jenis mikrolith karena alat tersebut memiliki bentuk yang geometris. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan alat ini merupakan kelanjutan dari pasa sebelumnya namun yang membedakan adalah pada tahap penggarapannya dimana alat-alat serpih yang ebrasal dari masa ini lebih halus dan lebih sempurna jika dibandingkan dengan masa sebelumnya.
3.       Kapak Genggam (Kapak Sumatera)
Kapak Genggam ini sering disebut dengan kebudayaan Kjokkenmodinger (Soekmono). Hal ini dikarenakan alat kapak genggam ini banyak ditemukan didaerah bukit keran (Kjokkenmodinger) di pantai timur Sumatera. Disamping itu juga banyak ditemukan alat-alat lain berupa batu pipisan, ompa batu dan juga ditemukan kerangka manusia yang diduga sebagai pendukung kebudayaan ini. Penemuan-penemuan ini membuktikan bahwa manusia pada masa ini sudah hidup menetap di suatu tempat yang dibuktikan dengan:
a.       Kulit kerang : yang merupakan sisa-sisa makanan, karena berlangsung dalam waktu yang lama sehingga semakin menggunung dan menjadi bukit
b.      Ompak Batu : memberikan gambaran bahwa manusia pada masa itu sudah tinggal didalam rumah panggung ditepi pantai.
c.       Batu pipisan : membuktikan bahwa manusia sudah membuat ramuan, baik ramuan makanan, ramuan obat maupun ramuan pembuatan zat pewarna.
d.      Kapak Genggam : Kapak genggam yang ditemukan mengindikasikan bahwa alat ini digunakan untuk membuka kerang-kerang.

4.       Seni Lukis
Seni lukis umumnya banyak diketemukan didalam dinding-dinding gua didaerah Indonesia bagian timur, terutama didaerah Sulawesi bagian selatan, pulau Muna, Maluku, Irian, Kepulauan Kei, dan Flores.
Lukisan Cap Telapak Tangan. Lukisan yang ditemukan didaerah Sulawesi Selatan banyak didominasi dengan cap-cap tangan dan lukisan babi rusa dimana lukisan-lukisan ini terletak pada ketinggian yang hamper tidak bias dijangkau dengan tangan biasa sehingga menimbulkan dugaan bahwa lukisan ini memiliki maksud-maksud tertentu. Dugaan adanya makna atau symbol tertentu karena lukisan yang ditemukan ini banyaknya lukisan tangan yang tidak lengkap jari-jarinya sehingga mengindikasikan pada suasana berkabung. Pendapat ini didasarkan pada  analoghi etnografis pada suku Dani di Iran Jaya dan Suku Aborigin di Australia yang memiliki kebiasaan memotong anggota tubuh (jari tangan atau jari kaki) apabila ada ada anggota keluarga yang meninggal.
Lukisan Binatang. Lukisan Binatang yang dilukiskan biasanya adalah binatang babi rusa yang kena panah pada bagian dadanya. Lukisan ini mempunyai makna bagi kehidupan mereka dalam bidang berbuuru yaitu agar didalam perburuannya, mereka dapat menangkap binatang sesuai dengan apa yang digambarkannya. Dengan kata lain, lukisan babi rusa ini memiliki nilai magis terlihat dari warna yang digunakannya adalah warna  Merah yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Teknik lukisan di Sulawesi selatan menggunakan teknik semprot
Lukisan Manusia Kangkang. Lukinas manusia kangkang ini adalah lukisan yang ditemukan didaerah Maluku yang didominasi oleh warna merah dan putih. Lukisan ini memiliki makna simbolis seperti yang ditemukan atau digambarkan pada berbagai tradisi peninggalan zaman Megalithik yang menggambarkan roh nenek moyang atau yang dikaitkan dengan dilahirkan kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar